Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bisakah Ruqyah Tanpa Iman?

Ruqyah Tanpa Iman, Nol Besar !


======================================


| • Dulu yg sering disuarakan sebagian orang adalah "Ruqyah tanpa bacaan yang benar, tetap memberi efek". Satu sisi ada benarnya jika :


- Sang Roqi itu tetap belajar memperbaiki bacaannya. Setelah belajar, bacaannya masih tetap tidak mencukupi standar ilmu tajwid, itu dimaafkan.


- Pasien yg diruqyah adalah orang awam yg juga tidak baik bacaannya atau bahkan lebih parah. Itu dimaafkan. Tapi jika pasiennya lebih fasih, kualitas bacaan peruqyah yg rendah itu bisa menjadi fitnah dan membuat pasien yang mendengarnya tidak tenang bahkan gelisah ingin memperbaiki bacaan sang peruqyah.


| • Itu masalah klasik dan saya kira masih ada sampai sekarang dikalangan peruqyah. Itu kita anggap menjadi lumrah. Nah, baru-baru ini ada ungkapan berbahaya yg beredar dikalangan praktisi ruqyah. Yaitu *"Iman tidak menjadi syarat pada seorang roqy atau tidak menjadi syarat utk mendapatkan efek kesembuhan dari ruqyah"*. Kalau bacaan itu, terkait kemampuan lisan tapi bisa jadi di dalam hatinya ada iman dan keyakinan yang kuat. Nah kalau ini, iman tidak menjadi syarat dlm proses ruqyah. Bagaimana ?


| • Jika kita mau mentadabburi ayat 82 surah al-Isra', barangkali semuanya sudah terjawab. Bahwa keberhasilan ruqyah sbg terapi Qur'ani akan memberi efek jika dilakukan dengan penuh keimanan dan keyakinan. 


| • Jika itu selalu kita tekankan kpd marqi, tentu kepada roqy lebih utama (awla) untuk ditekankan. Sebab meluncurnya bacaan Al-Qur'an itu dari lisannya yg mengalir dari hulu hatinya. Dihati itulah bersemayamnya iman yg menjadi energi (kekuatan) utk menggerakkan semua anggota tubuh.


| • Jika ayat Alqur'an itu tidak keluar dari hati yang penuh dgn keimanan, maka yg keluar adalah lantunan ayat yg datang dari sebatas lisannya. Kering dan tak memiliki power utk mengatasi berbagai penyakit dan gangguan.


| • Ada yang membela dirinya dan mengatakan bahwa banyak orang-orang alim yang punya keimanan yang mantap tapi menyerahkan urusan ruqyah kpd orang lain yang tidak lebih baik dari dirinya. Saya katakan kepadanya bahwa itu bukan masalah dia mau atau tidak mau meruqyah tapi itu tidak lebih dari berbagi tugas antara para da'i. Sebab bisa saja orang yang alim, tidak punya waktu utk melayani orang-orang yang memerlukan layanan ruqyah. Jadi, tidak semua orang alim harus meruqyah meskipun jika memungkinkan itu sangat ideal. Tapi yang pasti, seorang peruqyah harus punya ilmu. 


| • Ilmu dan iman adalah dua hal yang harus ada pada diri seorang peruqyah. Tanpa keduanya, ruqyah kurang mendapatkan syarat sebagai solusi utk mengatasi penyakit dan gangguan.


===============


Medan, 9 September 2023

Musdar Bustamam Tambusai 

(Founder MATAIR Int.)

Posting Komentar untuk "Bisakah Ruqyah Tanpa Iman?"