Inilah Kitab Penyihir yang Sangat Berbahaya

 

Inilah Kitab Penyihir yang Sangat Berbahaya

Oleh : Ustadz Musa Abu ‘Affaf, Lc

Perkara : “Sebagian oknum Kyai, Tuan Guru, dan santri, ada yang merujuk ke kitab Syamsul Ma’arif, apakah sebenarnya kandungan dari kitab tersebut?

Jawab : Bismillah walhamdulillah.

Kitab Syamsul Ma’arif menurut ulama adalah kitab yang mengandung sihir, dari itu jangan tertipu daya dengan adanya oknum Kyai dan Tuan Guru yang mengoleksi dan mengajarkannya kepada masyarakat, bahkan kitab ini dilarang peredarannya di sebagian negara-negara Arab.

Syaikh Dr. Ahmad Al Muhammadiy dalam situs fatwa international terkemuka islamweb.net yang diterbitkan pada tanggal 19/09/2012 dengan fatwa No. 2150254, mengatakan :

 فلا شك أن كتاب :”شمس المعارف الكبرى، ولطائف العوارف” لمؤلفه: أحمد بن علي البوني، المتوفى سنة 622 هجرية. هو من الكتب السحرية التي لا يجوز القراءة فيها

“Maka tidak ada keraguan kalau kitab “Syamsul Ma’aarif wa Lathaa’iful 'Awaarif” karya Ahmad bin 'Aliy Al-Buniy wafat tahun 622 Hijriyyah termasuk ke dalam kelompok kitab sihir yang tidak boleh membacanya”. 

(https://islamweb.net/ar/consult/index.php?page=Details&id=2150254)

Menurut Ulama yang telah meneliti kitab ini untuk dibeberkan kesesatan yang ada di dalamnya, bahwa kitab ini tidak sama sekali ada kaitannya dengan ajaran empat Madzhab, terlebih dengan Madzhab Asy-Syafi’iyyah – rahimahumullah – sehingga di dalamnya tidak ditemukan nukilan-nukilan darinya.

Sementara memperjual belikan dan mempelajari dan menekuni sihir adalah perbuatan yang haram. Syaikh Al-Khathib Asy-Syarbiniy – rahimahullah – yang merupakan salah satu ulama besar madzhab Asy-Syafi’iyyah berkata :

ولا يصح بيع كتب الكفر والسحر والتنجيم والشعبثة والفلسفة كما جزم به في المجموع  قال بل يجب إتلافها لتحريم الاشتغال بها

“Dan tidak sah jual beli kitab-kitab kekufuran dan sihir, dan perbintangan, dan ramalan, dan falsafat, seperti yang telah disimpulkan dalam kitab Al-Majmu’. (Imam Al-Nawawiy) berkata: “Bahkan wajib melenyapkannya karena haram beraktifitas dengannya.” 

(Mughnil Muhtaj, 2/12)

Allahu a'lam.