Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Catatan Untuk Ustadz Yang Keliru Memahami Ruqyah Syar'iyah


 Kekeliruan Memahami Ruqyah

========================

| • Sore-sore disuguhkan video ceramah seorang ustadz ttg ruqyah. Setelah melihat videonya, kesimpulan saya : Ustadz ini terlalu jauh bicara tentang sesuatu yang bukan bidangnya sehingga menyampaikan sesuatu yg tidak seharusnya..

| • "Sotoy" istilah beliau utk para praktisi ruqyah yg telah berusaha berjuang utk mencerahkan akidah ummat. Tapi tanpa disadari, kesotoyan yg beliau sebut itu terlihat tampak dari ucapannya sendiri.

| • Dari sekian banyak yg beliau sampaikan, ada beberapa hal yg saya anggap beliau "sotoy" :


1️⃣ • *Ruqyah Hanya Untuk Dua Penyakit*.

| • Ustadz itu mengatakan bahwa ruqyah hanya bisa digunakan utk dua gangguan saja, yaitu ruqyah utk demam dan ruqyah utk gigitan kalajengking.

| • Pikirannya terlalu tekstual dan jumud jika dalam pengakuannya hanya itu yg disebutkan oleh hadits Nabi. Menurut beliau, tidak ada ruqyah utk gangguan yang lain karena tidak ada haditsnya.

| • Ustadz ini satu sisi sama dengan kelompok yang selalu menjadi objek kritikannya, yaitu kelompok yang selalu menuduh orang lain sesat, pelaku bid'ah, ahli neraka dll. Ternyata, dia juga bersikap sama dlm masalah ini.

⏺️ • Benarkah ruqyah hanya utk mengatasi demam dan gigitan kalajengking saja?. Mari kita lihat dari defenisi ruqyah.

| • Kita ambil satu contoh defenisi ruqyah dari Ibnu al-Atsir dlm kitab An-Nihayah fi Gharib al-Hadits :

الرقية : العوذة التى يرقى بها صاحب الآفة كالحمى والصرع وغير ذلك من الآفات

"Ruqyah adalah (bacaan) perlindungan yg dibacakan kpd orang sakit spt demam, kerasukan dan penyakit penyakit lain". Sedangkan defenisi dari ulama kontemporer banyak sekali dan terang terangan menyebut fungsi ruqyah utk berbagai macam penyakit, termasuk penyakit fisik - medis.

| • Jika beliau menyebut bahwa demam yang bisa disembuhkan dgn ruqyah hanyalah demam akibat sihir - bukan demam medis - maka ini juga pengkhususan tanpa alasan. Dalam ilmu Ushul Fiqh disebutkan :

التخصيص بدون مخصص ممنوع

"Pengkhususan tanpa ada yg mengkhususkan, itu terlarang". Artinya, biarkan ia tetap dalam keumumannya. Jadi, demam yang bisa disembuhkan dgn ruqyah adalah demam secara umum, apa pun sebabnya.

| • Demikian juga gigitan binatang berbisa, sifatnya umum. Dalam hadits Abu Sa'id al-Khudri, disebutkan bahwa kepala suku (sayyidul qaum) digigit atau disengat (لُدِغَ) tanpa menyebutkan jenis binatang yang menggigitnya. Ini mengindikasikan bahwa sengatan binatang apa pun bisa diruqyah. Penekanannya pada gigitan, bukan pada hewannya.


2️⃣ • *Batasan Ruqyah*.

| • Dalam konteks batasan ruqyah, yg beliau maksud adalah bahwa ruqyah dilakukan utk apa saja? Beliau mencontohkan "Kalau belum ada jodoh, jangan diruqyah. Tapi dinikahkan" sbg nada menafikan manfaat ruqyah utk mengatasi gangguan "Ta'thil az-Zawaaj" (jomblo). Padahal ini merupakan salah satu jenis sihir, solusinya ya diruqyah.

| • Ketika berbicara ttg batasan ruqyah, beliau merujuk kpd kitab ath-Thibb an-Nabawi karya Ibu Qayyim. Saya belum pernah membaca ada bab khusus batasan ruqyah dlm kitab tersebut.

| • Justeru yg disebutkan oleh beliau adalah bab ttg petunjuk Nabi utk mengobati penyakit secara umum dgn ruqyah ilahiyyah. Lalu beliau hadirkan satu pertanyaan : Bukankah ruqyah itu hanya utk gangguan ain dan gigitan binatang berbisa saja sebagaimana dlm hadits Nabi :

لا رقية إلا من عين او حمة

"Tidak ada ruqyah kecuali terhadap penyakit ain dan gigitan binatang berbisa".

| • Jawaban atas pertanyaan itu dikemukakan oleh Ibnu Qayyim : 

أنه صلى الله عليه وسلم لم يرد به نفي جواز الرقية في غيرها

"Bahwasanya Nabi Saw tidak bermaksud menolak pembolehan ruqyah utk selain itu". Jadi, Ibnu Qayyim tidak membatasi ruqyah utk keluhan tertentu saja.


3️⃣ • *Ruqyah = Perdukunan Syar'i*.

| • Menyamakan ruqyah dengan perdukunan jelas keliru jika yg dimaksud adalah ruqyah syari'yyah. Adapun jika yg dimaksud ruqyah secara lughawi, bisa masuk dlm praktik perdukunan spt membacakan mantera mantera yg mengandung syirik dsb.

| • Tapi yg beliau maksud dlm video itu adalah ruqyah dgn Al-Qur'an yg beliau sebut dengan perdukunan syar'i sbg dukun beranak dll. Maka ini jelas keliru dan sangat beda dgn perdukunan yg disebut dgn istilah "كاهن" dlm bahasa Arab yg bermakna :

من يدعى بعلم الغيب

"Orang yang mengklaim bisa mengetahui perkara ghoib". Itulah hakikat perdukunan.

| • Jika ada peruqyah yg sotoy mengatakan "Orang ini banyak jin-nya" tanpa bukti yg dapat dijadikan pegangan, itu memang kesalahan oknum, bukan peruqyah secara umum. Jadi, hal itu tidak bisa dijadikan sbg celah utk mendiskreditkan ruqyah dan peruqyah secara umum. 

⏺️ • Beliau mempertanyakan apakah ruqyah gangguan jin ada haditsnya?. Saya kira pertanyaan ini tidak layak disampaikan oleh beliau yg konsen pada bidang hadits. Karena sangat naip jika beliau tidak mengetahui duduk perkara sebenarnya.

| • Saya yakin beliau pernah dengar hadits ini :

لا تجعلوا بيوتكم مقابر إن الشيطان ينفر من البيت الذى تقرأ فيه سورة البقرة

"Janganlah kamu jadikan rumah kalian spt kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yg dibacakan padanya surah Al-Baqarah" (HR. Muslim). Surat Al-Baqarah adalah salah satu surah yg dijadikan sbg bacaan ruqyah utk mengatasi gangguan jin di rumah berdasarkan hadits tersebut.

| • Ibnu as-Sunni menyebutkan dlm kitab 'Amal al-Yaum wa al-Laylah bahwa Ibnu Mas'ud pernah membacakan ayat :

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ 

ke telinga orang yg mengalami gangguan sehingga membuatnya sadar. Lalu Rasulullah bertanya kpd Ibnu Mas'ud "Apa yg engkau bacakan di kupingnya?". Beliau menyebutkan ayat 115 dari surah al-Mukminun tsb. Mendengar itu, Nabi berkata :

لو أن رجلا موقنا قرأ بها على جبل لزال

"Seandainya ada orang yg benar-benar yakin membacakan ayat ini kepada gunung, niscaya gunung itu akan sirna" (hal. 632). Ibnu Taimiyah menjadikan ayat ini sbg ayat andalan beliau ketika meruqyah orang yang kerasukan jin sbgmana disebutkan oleh muridnya Ibnu Qayyim.

| • Demikian pula hadits-hadits keutamaan membaca tiga surah Ikhlas, al-Falaq, an-Naas (al-Mu'awwidzatain) dll. Disebutkan bahwa surah surah tsb merupakan ruqyah yg dapat membentengi diri dari gangguan jin.


4️⃣ • *Nabi Meruqyah Tidak Membaca Ayat*.

| • Ustadz ini mengatakan bahwa dia pun kalau meruqyah tanpa membacakan ayat. Cukup dgn mengatakan "Keluar", maka jin yg mengganggu akan keluar. Mungkin begitu logikanya. Apakah benar spt itu?

| • Kita rujuk lagi kitab ath-Thibb an-Nabawi. Ibnu Qayyim ketika menjelaskan petunjuk Nabi utk mengatasi kerasukan (ash-shar'), beliau menyebutkan bahwa cara pengobatannya bisa terjadi dari dua arah :

▶️ • Dari pihak yg kerasukan (مصروع).

| • Dari pihak pasien yang kerasukan, tentu dia harus ada kekuatan jiwa, benar-benar berharap pada Allah dsb.

▶️ • Dari pihak yg menerapi (معالج).

| • Seorang terapis (roqy) ibarat mujahid yang menggunakan senjata, maka ia harus memenuhi dua syarat :

1 - Hendaklah senjata itu baik utk dirinya. 

2 - Mampu menggunakan senjata itu.

| • Dalam hal ini, tauhidnya harus kuat, berserah diri / bertawakkal, berbekal ketakwaan dan benar-benar berharap pada Allah. Jika ini tidak ada, maka sama saja dia tidak punya senjata.

| • Jika kedua syarat itu sudah terpenuhi, maka kadang ia hanya cukup mengatakan "Keluar kalian dari tubuhnya, wahai musuh-musuh Allah". Ini menunjukkan tingginya kekuatan iman dan kualitas ketakwaan seorang roqy.

| • Tapi seorang peruqyah yg syar'i biasanya tidak merasa dirinya sama spt Nabi yg hanya mengatakan :

اخرج عدو الله أنا رسول الله

"Keluarlah kalian wahai musuh-musuh Allah, aku adalah Rasulullah", lalu jin-nya keluar.  

| • Mau tidak mau, membacakan ayat-ayat Al-Qur'an adalah kemestian dan keniscayaan dlm proses ruqyah. Bukan merasa diri kita hebat lalu hanya cukup berkata "ukhruj", jin pun keluar. Itulah bedanya peruqyah yg masih menjaga keaslian ruqyah dgn yg mengandalkan teknik-teknik instan.

| • Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalaniy dlm Fath al-Bariy menyebutkan syarat ruqyah ada tiga :

1. Hendaklah (ruqyah) itu dari Al-Qur'an.

2. Hendaklah (ruqyah) itu dengan bahasa Arab atau bahasa yg bisa dipahami.

3. Tidak meyakini bahwa ruqyah itu yg memberi pengaruh tapi dengan qudrah (kuasa) Allah. 

| • Ini menjelaskan bahwa isi ruqyah adalah ayat-ayat Al-Qur'an dan juga doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah sbg tambahan dr Imam an-Nawawi dlm Syarh Shohih Muslim.


5️⃣ • *Ummu Shibyan = Kuntilanak*. 

| • Ini juga keliru. Ummu Shibyan itu sejenis jin yg memang spesial mengganggu anak kecil. Sedangkan Kuntilanak, terlepas ada atau tidak wujudnya, dia hanyalah bentuk tasyakkul (penjelmaan) jin, bukan bentuk asli jin. Wallahu a'lam.


=====

Medan, 23 Ramadhan 1442 H / 4 Mei 2021

*Musdar Bustamam Tambusai*

(Founder MATAIR Int.)

Posting Komentar untuk "Catatan Untuk Ustadz Yang Keliru Memahami Ruqyah Syar'iyah"