SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 11)
SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN
AGAR DOA MENJADI KEKUATAN DIGDAYA
BAGIAN 11
MEMILIH WAKTU-WAKTU YANG MUSTAJAB
Berdoa Dengan Nama Allah Yang Paling Agung
Pertama, dari Abu Umamah Radhiyallahu 'Anhu mengatakan, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
_*اسم الله الأعظم الذي إذا دعى به أخاب، فى ثلاث سور من القرآ : في البقرة، و آل عمران، وطه*_
"Nama Allah yang paling Agung yang apabila digunakan berdoa, maka Dia akan mengabulkan, terdapat dalam tiga surat Al-Qur'an (yakni) dalam surat Al-Baqarah, Ali Imran dan Thaha".
Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Nama Allah yang paling agung" dikatakan, arti paling agung adalah 'yang agung' bukan dimaksudkan untuk menunjukkan kelebihan (af' alu tafdhil). Sebab setiap nama Allah adalah agung, dan sebagiainya tidak lebih agung dari yang lain. Dikatakan pula kata ini untuk menunjukkan kelebihan. Pasalnya, setiap nama yang lebih banyak mengandung pengagungan terhadap Allah, berarti nama itu lebih agung. Nama Allah lebih agung dari nama Ar-Rabb, sebab nama Allah tidak ada yang memakainya sebagai nama selain Allah, baik digabung dengan nama lain (idhafah) atau tidak. Adapun kata 'Ar-Rabb, maka juga diidhafahkan (disandarkan/dipakai) untuk makhluk. Yang apabila digunakan untuk berdoa, maka dia akan mengabulkan' artinya Dia akan memberikan barang yang diminta. Lain halnya dengan doa yang tidak menggunakan nama Allah yang paling Agung ini. Doa ini, meskipun tidak ditolak, memiliki salah satu tiga kemungkinan, yakni diberi sesuai permintaan di dunia atau di akhirat atau diganti dengan yang lebih baik.
Ungkapan, "Terdapat dalam tiga surat Al-Qur'an (yakni) dalam surat Al-Baqarah, Ali Imran dan Thaha" Abu Syamah berkata, "Aku pun mencarinya, lalu dalam surat Al-Baqarah aku menemukannya pada ayat kursi, "Allah tidak ada Ilah yang berhak untuk diibadahi secara benar melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya) (Al Baqarah 255); dalam surat Ali Imran pada ayat "Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) secara benar melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya" (Ali Imron ayat 2) dan dalam surat Thaha pada ayat, "Dan tunduklah semua muka (dengan merendah diri) kepada Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus makhluk-Nya" (Thoha :111). Demikian tertera dalam kitab Al-Firdaus.
Terkait nama Allah yang paling agung ini, terjadi perbedaan pendapat menjadi sekitar 40 pendapat, yang telah ditulis dalam buku tersendiri oleh pengarang dan lainnya. Ibnu Hajar mengatakan, "Dari aspek sanad, yang paling kuat adalah, Allah tidak ada Ilah yang berhak diibadahi secara benar selain Dia, Yang Maha tunggal lagi tempat bergantung segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Faidhul Qadir, 1: 510)
Kedua, dari Asma binti Yazid Radhiyallahu 'Anha berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Nama Allah yang paling agung terdapat dalam dua ayat berikut, "Dan Ilah Kamu adalah Ilah yang Maha Esa; tidak ada Ilah yang berhak untuk diibadahi secara benar melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Naha Penyayang; dan pembukaan surat Ali Imran, Alif Lam Mim. Allah, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) secara benar melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya".
Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Nama Allah yang paling Agung terdapat dalam dua ayat berikut" keduanya adalah "Dan Ilah kamu adalah llah yang Maha Esa" maksudnya yang berhak diibadahi secara benar oleh kalian hanyalah satu, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia layak disembah dan disebut Ilah. "Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi secara benar melainkan Dia" ini merupakan pernyataan keesaan. "Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, ini sebagai bukti penguat pernyataan tersebut, karena Dia pengurus semua nikmat, baik pokok-pokok atau cabangnya. Sedangkan selain-Nya adakalanya adalah suatu nikmat atau yang diberi nikmat, maka tak seorangpun selain-Nya yang berhak diibadahi. Dan pembukaan Surat Ali Imron, "Alif Lam Mim. Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) secara benar melainkan Dia. Yang hidup,"_ kehidupan Hakiki yang tidak diiringi kematian. "Lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya" yakni Dzat yang keberlangsungan segala sesuatu bergantung kepada-Nya dan Dia terus mengurusi segala sesuatu." (Faidhul Qadir, I: 510)
Dikutip dan diringkas oleh : *Aguslim R Koto*
Al-Qaulul Mubin fima Yathrudul Jinni wasy Syayathin
Syaikh Abu Al Barra' Usamah bin Yasin Al-Ma'ani
AGAR DOA MENJADI KEKUATAN DIGDAYA
BAGIAN 11
MEMILIH WAKTU-WAKTU YANG MUSTAJAB
Berdoa Dengan Nama Allah Yang Paling Agung
Pertama, dari Abu Umamah Radhiyallahu 'Anhu mengatakan, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
_*اسم الله الأعظم الذي إذا دعى به أخاب، فى ثلاث سور من القرآ : في البقرة، و آل عمران، وطه*_
"Nama Allah yang paling Agung yang apabila digunakan berdoa, maka Dia akan mengabulkan, terdapat dalam tiga surat Al-Qur'an (yakni) dalam surat Al-Baqarah, Ali Imran dan Thaha".
Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Nama Allah yang paling agung" dikatakan, arti paling agung adalah 'yang agung' bukan dimaksudkan untuk menunjukkan kelebihan (af' alu tafdhil). Sebab setiap nama Allah adalah agung, dan sebagiainya tidak lebih agung dari yang lain. Dikatakan pula kata ini untuk menunjukkan kelebihan. Pasalnya, setiap nama yang lebih banyak mengandung pengagungan terhadap Allah, berarti nama itu lebih agung. Nama Allah lebih agung dari nama Ar-Rabb, sebab nama Allah tidak ada yang memakainya sebagai nama selain Allah, baik digabung dengan nama lain (idhafah) atau tidak. Adapun kata 'Ar-Rabb, maka juga diidhafahkan (disandarkan/dipakai) untuk makhluk. Yang apabila digunakan untuk berdoa, maka dia akan mengabulkan' artinya Dia akan memberikan barang yang diminta. Lain halnya dengan doa yang tidak menggunakan nama Allah yang paling Agung ini. Doa ini, meskipun tidak ditolak, memiliki salah satu tiga kemungkinan, yakni diberi sesuai permintaan di dunia atau di akhirat atau diganti dengan yang lebih baik.
Ungkapan, "Terdapat dalam tiga surat Al-Qur'an (yakni) dalam surat Al-Baqarah, Ali Imran dan Thaha" Abu Syamah berkata, "Aku pun mencarinya, lalu dalam surat Al-Baqarah aku menemukannya pada ayat kursi, "Allah tidak ada Ilah yang berhak untuk diibadahi secara benar melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya) (Al Baqarah 255); dalam surat Ali Imran pada ayat "Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) secara benar melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya" (Ali Imron ayat 2) dan dalam surat Thaha pada ayat, "Dan tunduklah semua muka (dengan merendah diri) kepada Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus makhluk-Nya" (Thoha :111). Demikian tertera dalam kitab Al-Firdaus.
Terkait nama Allah yang paling agung ini, terjadi perbedaan pendapat menjadi sekitar 40 pendapat, yang telah ditulis dalam buku tersendiri oleh pengarang dan lainnya. Ibnu Hajar mengatakan, "Dari aspek sanad, yang paling kuat adalah, Allah tidak ada Ilah yang berhak diibadahi secara benar selain Dia, Yang Maha tunggal lagi tempat bergantung segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Faidhul Qadir, 1: 510)
Kedua, dari Asma binti Yazid Radhiyallahu 'Anha berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Nama Allah yang paling agung terdapat dalam dua ayat berikut, "Dan Ilah Kamu adalah Ilah yang Maha Esa; tidak ada Ilah yang berhak untuk diibadahi secara benar melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Naha Penyayang; dan pembukaan surat Ali Imran, Alif Lam Mim. Allah, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) secara benar melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya".
Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Nama Allah yang paling Agung terdapat dalam dua ayat berikut" keduanya adalah "Dan Ilah kamu adalah llah yang Maha Esa" maksudnya yang berhak diibadahi secara benar oleh kalian hanyalah satu, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia layak disembah dan disebut Ilah. "Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi secara benar melainkan Dia" ini merupakan pernyataan keesaan. "Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, ini sebagai bukti penguat pernyataan tersebut, karena Dia pengurus semua nikmat, baik pokok-pokok atau cabangnya. Sedangkan selain-Nya adakalanya adalah suatu nikmat atau yang diberi nikmat, maka tak seorangpun selain-Nya yang berhak diibadahi. Dan pembukaan Surat Ali Imron, "Alif Lam Mim. Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) secara benar melainkan Dia. Yang hidup,"_ kehidupan Hakiki yang tidak diiringi kematian. "Lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya" yakni Dzat yang keberlangsungan segala sesuatu bergantung kepada-Nya dan Dia terus mengurusi segala sesuatu." (Faidhul Qadir, I: 510)
Dikutip dan diringkas oleh : *Aguslim R Koto*
Al-Qaulul Mubin fima Yathrudul Jinni wasy Syayathin
Syaikh Abu Al Barra' Usamah bin Yasin Al-Ma'ani
Posting Komentar untuk "SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 11)"
Komentar anda akan di moderasi dulu oleh admin, terima kasih.