SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 10)
SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN
AGAR DOA MENJADI KEKUATAN DIGDAYA
BAGIAN 10
MEMILIH WAKTU-WAKTU YANG MUSTAJAB
Doa Saat Dikumandangkan Adzan Dan Turun Hujan
Pertama, Dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
*ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ*
“Dua doa yang tidak akan ditolak: doa ketika azan dan doa ketika ketika hujan turun.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Dua hal" maksudnya dua doa. "Yang tidak ditolak; yakni doa saat dikumandangkan adzan" maksudnya adzan shalat. "Dan di bawah guyuran hujan" artinya doa orang yang diguyur hujan itu tidak ditolak atau jarang ditolak, sebab saat itu adalah waktu turun rahmat. Apalagi hujan pertama di sepanjang tahun. Pembahasan ini terkait dengan doa yang memenuhi syarat, rukun, dan adab-adabnya." (Faidhul Qadir, III :340)
Kedua, dari Abu Umamah Radhiyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasalam bersabda :
*إذا نادى المنادي فتحت أبواب السماء، واستجيب الدعاء*
"Apabila penyeru sedang menyeru, mala pintu-pintu langit dibuka dan diijabahi doa". (Diriwayatkan oleh Ath-Thayalisi dalam Musnadnya, No 2106)
Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Apabila penyeru sedang menyeru" maksudnya muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat, shalat apapun waktu tersebut. "pintu pintu langit dibuka dan doa di ijabahi" selagi Muadzin menyuarakan adzan. Pembukaan langit adalah kiasan disingkirkannya penutup dan berbagai penghalang, serta doa diterima." (Faidhul Qadir, I : 45)
Doa Orang Yang Berpuasa
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Tiga doa yang Mustajab; yakni doa orang puasa, doa orang teraniaya, dan doa musafir". (Diriwayatkan oleh Al-Uqaili dalam Adh-Dhu'afa'; Baihaqi dalam Syu'abul Iman, III : 345 dan Adh-Dhiya' dalam Al-Mukhtarah, I : 108)
Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Tiga doa yang Mustajab" di sisi Allah apabila syarat-syaratnya terpenuhi. "Doa orang puasa" hingga ia berbuka. Maksudnya orang yang puasanya sempurna yang menjaga seluruh organ tubuhnya dari tindakan-tindakan terlarang. Jadi doanya diijabahi lantaran kesucian tubuhnya yang mampu menentang hawa nafsunya. "Doa orang teraniaya" atas orang yang menzalimi nya hingga ia membalasnya dengan aksi ataupun ucapan. "Dan doa musafir" yakni orang yang menempuh perjalanan bukan untuk suatu kemaksiatan hingga ia pulang kembali kepada keluarganya." (Faidhul Qadir III: 300-301)
Doa Seorang Ayah Untuk Anaknya
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Tiga doa yang diperkenankan tidak ada keraguan padanya (yakni) doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa ayah untuk anaknya". (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunannya, kitab ad-Du'a (11) nomor 3862)
Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Tiga doa yang diijabahi, tidak ada keraguan padanya" maksudnya pengabulan nya. "Doa orang yang teraniaya" atas orang yang menzaliminya meskipun Ia suka berbuat dosa. Sebab, perbuatan dosanya menjadi tanggung jawab dirinya sendiri. "Doa musafir" dalam Safar yang diperbolehkan. "Dan doa ayah untuk anaknya" mengingat seorang ayah benar-benar mengasihi anaknya dan banyak berkorban demi kebaikannya. Manakala kasih sayangnya benar, maka doanya mustajab. Beliau tidak menyebutkan ibu, padahal haknya lebih besar terhadap baktinya seorang anak indikasikan doanya lebih mungkin diijabahi dibandingkan ayah, karena masalah ini sudah sama-sama dimaklumi." (Faidhul Qadir, III : 301)
Dikutip dan diringkas oleh : *Aguslim R Koto*
Al-Qaulul Mubin fima Yathrudul Jinni wasy Syayathin
Syaikh Abu Al Barra' Usamah bin Yasin Al-Ma'ani
AGAR DOA MENJADI KEKUATAN DIGDAYA
BAGIAN 10
MEMILIH WAKTU-WAKTU YANG MUSTAJAB
Doa Saat Dikumandangkan Adzan Dan Turun Hujan
Pertama, Dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
*ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ*
“Dua doa yang tidak akan ditolak: doa ketika azan dan doa ketika ketika hujan turun.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Dua hal" maksudnya dua doa. "Yang tidak ditolak; yakni doa saat dikumandangkan adzan" maksudnya adzan shalat. "Dan di bawah guyuran hujan" artinya doa orang yang diguyur hujan itu tidak ditolak atau jarang ditolak, sebab saat itu adalah waktu turun rahmat. Apalagi hujan pertama di sepanjang tahun. Pembahasan ini terkait dengan doa yang memenuhi syarat, rukun, dan adab-adabnya." (Faidhul Qadir, III :340)
Kedua, dari Abu Umamah Radhiyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasalam bersabda :
*إذا نادى المنادي فتحت أبواب السماء، واستجيب الدعاء*
"Apabila penyeru sedang menyeru, mala pintu-pintu langit dibuka dan diijabahi doa". (Diriwayatkan oleh Ath-Thayalisi dalam Musnadnya, No 2106)
Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Apabila penyeru sedang menyeru" maksudnya muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat, shalat apapun waktu tersebut. "pintu pintu langit dibuka dan doa di ijabahi" selagi Muadzin menyuarakan adzan. Pembukaan langit adalah kiasan disingkirkannya penutup dan berbagai penghalang, serta doa diterima." (Faidhul Qadir, I : 45)
Doa Orang Yang Berpuasa
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Tiga doa yang Mustajab; yakni doa orang puasa, doa orang teraniaya, dan doa musafir". (Diriwayatkan oleh Al-Uqaili dalam Adh-Dhu'afa'; Baihaqi dalam Syu'abul Iman, III : 345 dan Adh-Dhiya' dalam Al-Mukhtarah, I : 108)
Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Tiga doa yang Mustajab" di sisi Allah apabila syarat-syaratnya terpenuhi. "Doa orang puasa" hingga ia berbuka. Maksudnya orang yang puasanya sempurna yang menjaga seluruh organ tubuhnya dari tindakan-tindakan terlarang. Jadi doanya diijabahi lantaran kesucian tubuhnya yang mampu menentang hawa nafsunya. "Doa orang teraniaya" atas orang yang menzalimi nya hingga ia membalasnya dengan aksi ataupun ucapan. "Dan doa musafir" yakni orang yang menempuh perjalanan bukan untuk suatu kemaksiatan hingga ia pulang kembali kepada keluarganya." (Faidhul Qadir III: 300-301)
Doa Seorang Ayah Untuk Anaknya
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Tiga doa yang diperkenankan tidak ada keraguan padanya (yakni) doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa ayah untuk anaknya". (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunannya, kitab ad-Du'a (11) nomor 3862)
Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Tiga doa yang diijabahi, tidak ada keraguan padanya" maksudnya pengabulan nya. "Doa orang yang teraniaya" atas orang yang menzaliminya meskipun Ia suka berbuat dosa. Sebab, perbuatan dosanya menjadi tanggung jawab dirinya sendiri. "Doa musafir" dalam Safar yang diperbolehkan. "Dan doa ayah untuk anaknya" mengingat seorang ayah benar-benar mengasihi anaknya dan banyak berkorban demi kebaikannya. Manakala kasih sayangnya benar, maka doanya mustajab. Beliau tidak menyebutkan ibu, padahal haknya lebih besar terhadap baktinya seorang anak indikasikan doanya lebih mungkin diijabahi dibandingkan ayah, karena masalah ini sudah sama-sama dimaklumi." (Faidhul Qadir, III : 301)
Dikutip dan diringkas oleh : *Aguslim R Koto*
Al-Qaulul Mubin fima Yathrudul Jinni wasy Syayathin
Syaikh Abu Al Barra' Usamah bin Yasin Al-Ma'ani
Posting Komentar untuk "SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 10)"
Komentar anda akan di moderasi dulu oleh admin, terima kasih.