Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memaksimalkan Terapi Al-Qur'an sebagai Solusi dan Implementasinya (Catatan dari IIMF 2022)


Memaksimalkan Terapi Al-Qur'an sebagai Solusi dan Implementasinya

======================================

| • Dalam kesempatan AMI (Annual Meeting IIMF) di Jogya, saya diberi kesempatan mewakili ARSYI (Asosiasi Ruqyah Syar'iyyah Indonesia) untuk menyampaikan hal-hal terkait terapi Al-Qur'an (khususnya ruqyah syari'yyah) sebagai salah satu bagian dari Thibb Nabawi.

| • Ada beberapa poin yang sangat penting untuk disampaikan kepada forum terkait terapi Al-Qur'an yg nantinya bisa dikembangkan sebagai program unggulan di IIMF, baik teori maupun praktek. Diantara poin penting tersebut adalah :


1️⃣ • Penekanan Pada al Qur'an sebagai Syifa dan Implementasinya.

| • Al-Qur'an sbg Syifa' itu pasti tanpa ada keraguan sedikitpun. Dakwah menyuarakan al-Qur'an sbg syifa' mesti semakin ditingkatkan dan yang paling penting adalah bagaimana implementasinya dalam kehidupan ril, bukan sekedar teori. Diantara implementasi Al-Qur'an sbg Syifa', antara lain, adalah :

1 • Dari aspek Shoutul Qur'an (suara al-Qur'an / the sound of Al-Qur'an). Bagaimana mengimplementasikan suara al-Qur'an sehingga memiliki efek kesembuhan? Bagaimana teori dan praktiknya?.

| • Dalam hal ini, kita bisa memberikan contoh upaya yg telah dilakukan beberapa ahli dan pakar, antara lain :

⏺️ • Ir. Abdud Daim al-Kaheel dgn mengutip teori Sound Effect yg selalu digunakan dlm terapi musik dsb.

⏺️ • Bapak dr. Mustamir Pedak dgn teori Psikoneuroimmunologi sbgmana dijelaskan dalam beberapa buku beliau.

⏺️ • Dr. Ahmad al-Qadhi yg pernah beliau terapkan di Florida, Amerika Serikat.

⏺️ • Teori lainnya.


2 • Dari aspek Kitabatul Qur'an (tulisan Al-Qur'an). Nah, disini perlu dicarikan celah utk membenarkannya secara ilmiah dan bagaimana metodenya? Jika ditelusuri, ternyata para ulama ada yg memfatwakan boleh dan bahkan mempraktikkannya.


3 • Dari aspek Tathbiq 'Amaliyatil Qur'an (melakukan amaliyah al-Qur'an) secara utuh : iman, ibadah dan akhlak. Dan dari semua aspek, inilah sebenarnya yg paling utama dan menggambarkan Islam secara utuh.

| • Keseluruhan aspek implementasi thibb Qur'ani ini dikelompokkan menjadi dua penerapan, yaitu thibb wiqo'iy (terapi preventif) dan thibb 'ilaajiy (terapi kuratif).


2️⃣ • Perlu Penelitian Pakar Medis dan Ilmuwan Muslim Terkait Pengaruh Bacaan al-Qur'an Terhadap Kesembuhan Pasien.

| • Hal ini perlu ditingkatkan seperti yg sudah dilakukan pada terapi bekam, herbal dan sebagainya. Dalam hal ini, para peruqyah dan praktisi Thibbun Nabawi perlu mengkaji secara rutin dan serius terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yg menjelaskan mukjizat kesembuhan al-Qur'ani.


3️⃣ • Ruqyah Syar'iyyah Masih Dipandang Sebelah Mata oleh Dunia Medis.

| • Maka semestinya para dokter muslim unjuk diri mengenalkan al Qur'an sebagai syifa dan mempraktekkannya di klinik dan rumah sakit mereka sbg sebuah bukti keyakinannya terhadap Al-Qur'an sbg obat.


4️⃣ • IIMF Cendrung Memperhatikan dan Konsentrasi Pada Bekam dan Herba Nabawi Dibanding Ruqyah Syar'iyyah.

| • Dalam ujian sertifikasi PBI ada pertanyaan dan tes tentang Al-Qur'an. Nah ini merupakan pintu masuk mengenalkan sekaligus mengajarkan ruqyah kepada para bekamers.

| • Dengan demikian, kita berharap bekam, ruqyah dan herba nabawi, menjadi satu kesatuan yg didakwahkan melalui IIMF.

| • Semoga usaha dan upaya kita mengangkat martabat terapi al-Qur'an dan ruqyah syari'yyah menjadi jalan untuk menyadarkan umat agar kembali ke jalan yang diridhoi Allah SWT. Amin ya Rabbal 'alamin.

=========

Jogyakarta, 27 Agustus 2022 

Musdar Bustamam Tambusai

(Founder MATAIR Int.)

Posting Komentar untuk "Memaksimalkan Terapi Al-Qur'an sebagai Solusi dan Implementasinya (Catatan dari IIMF 2022)"