Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan antara insya Allah dengan Bi'idznillah



Perbedaan antara "In syaa Allah" dengan "Bi'idznillah"

Alih bahasa: Salahudin Sunan Alsasaki

Sumber group:
  محبي الشيخ ابن عثيمين رحمه الله

Kenapa saya terjemahkan masalah ini? Ya..., karena didalam masalah kalimat "bi'idznillah" pada surah Albaqarah:102 terdapat bantahan terhadap sebagian orang yang berkata: "engkau tertimpa gangguan jin, terutama sihir karena engkau jauh dari ketaatan". Perkataan ini dibantah oleh fungsi penggunaan kalimat "bi'idznillah" didalam surah Albaqarah tersebut diatas. Fungsi penggunaan "bi'idznillah" ini menjelaskan sejelas-jelasnya bahwa terjadi, dan tidaknya gangguan jin itu bergantung kepada "izin Allah Ta'aala" bukan ketaqwaan seseorang, atau kejahatannya. Mari kita ikuti, dan semoga bermanfaat. Aamiin..

الفرق بين(إن شاء الله) و(بإ ذن الله). أول مرة أعرف الفرق بين كلمة( إن شاء الله ) .. وكلمة ( بإذن الله ) في القرآن الكريم ..،
متى يجب أن نقول ( إن شاء الله ) ؟ و متى نقول ( بإذن الله ) ؟
إستخدام كلمة ( إن شاء الله ) .. تكون عندما نقوم بأنفسنا بعمل حاجةٍ ما أو نتدخل بها شخصياً
- مثال كقوله تعالى : " إن البقر تشابه علينا وإنا إن شاء الله لمهتدون ".وكقوله تعالى : " ستجدني إن شاء الله صابراً ولا أعصِ لك امراً "
"Baru pertama kali ini saya mengetahui perbedaan antara (in syaa Allah) dengan (bi'idznillah) didalam Alquran yang mulia. Lalu kapan seharusnya kita mengucapkan (in syaa Allah)? Dan kapan seharusnya kita mengucapkan (bi'idznillah)?

Kalimat "in syaa Allah" digunakan apabila suatu pekerjaan itu kita sendiri yang akan melakukannya, atau secara pribadi kita sendiri yang terlibat didalam pekerjaan tersebut. Misalnya seperti firman Allah Ta'aala:

إِنَّ ٱلۡبَقَرَ تَشَـٰبَهَ عَلَیۡنَا وَإِنَّاۤ إِن شَاۤءَ ٱللَّهُ لَمُهۡتَدُونَ
"(Karena) sesungguhnya sapi itu belum jelas bagi kami, dan jika Allah menghendaki, niscaya kami mendapat petunjuk".
(QS. Albaqarah: 70).

أي أنهم هم سيقومون بذبح البقرة بأنفسهم
Catatan: Dalam ayat diatas mereka sendiri yang akan melakukan penyembelihan terhadap sapi tersebut, bukan orang lain. 

وَقَالَ ادْخُلُوْا مِصْرَ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ اٰمِنِيْنَ
"seraya berkata:" Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman".(QS. Yusuf: 99)

Catatan: 

أي أنهم هم سيدخلون
Catatan: Merekalah (saudara-saudara Nabi Yusuf) yang memasuki Mesir bukan orang lain. Dan seperti firman Allah Ta'aala:

قَالَ سَتَجِدُنِیۤ إِن شَاۤءَ ٱللَّهُ صَابِرࣰا وَلَاۤ أَعۡصِی لَكَ أَمۡرࣰا
"Dia (Musa) berkata, “Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun". (QS. Al-Kahfi:69). 

Catatan:

أي هو الذي سيصبر .. وغيرها كثير في القرآن
Nabi Musa sendiri yang akan bersabar bukan yang lainnya. Contoh-contoh seperti diatas banyak sekali didalam Al-Qur'an.

أما كلمة (بإذن الله ) .. تكون لعمل ليس لنا أي تدخل أو يدٍ فيه ، بل هو بتدبير خارج عن إرادتنا .
مثال كقوله تعالى : " من كان عدواً لجبريل فإنه نزّله على قلبك بإذن الله "
"Adapun kalimat "bi'idznillah" digunakan untuk suatu pekerjaan dimana kita sama sekali tidak memiliki andil didalam pekerjaan tersebut, tetapi pekerjaan tersebut terjadi disebabkan oleh pengaruh diluar keinginan kita. Contoh firman Allah Ta'aala:

قُلۡ مَن كَانَ عَدُوࣰّا لِّجِبۡرِیلَ فَإِنَّهُۥ نَزَّلَهُۥ عَلَىٰ قَلۡبِكَ( بِإِذۡنِ ٱللَّهِ )...
"Katakanlah (Muhammad), "Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur`ān) ke dalam hatimu dengan izin Allah".
(QS. Albaqarah: 97)

فنزول القرآن على رسول الله ﷺ ليس له دخلٌ أو يدٌ فيه، هو من عند الله.
Catatan: Jadi turunnya Al-Qur'an kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bukan atas andil dari beliau, tetapi murni dari Allah saja.

Contoh lain seperti firman Allah Ta'aala:

كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah". (QS. Albaqarah: 249).

Posting Komentar untuk "Perbedaan antara insya Allah dengan Bi'idznillah"