Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

(1) Hasad: Hakikatnya Dan Akarnya

Hakikat Hasad

=======================

Kalau kita melihat orang lain senang, berprestasi, kaya, sukses, pintar, cantik / ganteng, pintar, terkenal, keluarganya bahagia, suami isteri romantis, anak-anaknya baik dan sopan, rumahnya besar, usahanya sukses dan sebagainya...
itu namanya dia diberikan oleh Allah anugerah, karunia atau nikmat.

Bagaimana kita menyikapinya ?

Jika kita gelisah, galau, tidak suka, uring-uringan dan bahkan benci serta berharap agar semua kenikmatan yang ada padanya hilang, musnah, hancur dan sebagainya...

Maka kita sudah dihinggapi HASAD....

Jadi hasad adalah :

تمنى زوال نعمة المحسود وإن لم يصر للحاسد مثلها
Hasad adalah "Keinginan akan hilangnya suatu nikmat yg diberikan Allah kpd orang yg menjadi objek hasad, meskipun orang yg hasad itu tidak mendapatkan nikmat itu".

Artinya, orang yg hasad itu hanya ingin agar nikmat yg ada pada orang lain hilang, meskipun dia sendiri tidak mendapatkannya. Tapi jika nikmat itu berpindah kepadanya, itu sangat diinginkannya.

Sifat HASAD itu sebenarnya hampir dimiliki semua orang sebagaimana ungkapan ada mengatakan :

ما خلا جسد من حسد
"Tidak ada satu tubuh yang kosong dari sifat hasad".

Tapi yg membuat hasad itu salah adalah ketika ada keinginan agar kenikmatan yg ada pada orang lain hilang atau menjadi miliknya.

Oleh karena itu, hasad itu tidak semua haram. Ada hasad yg sunnat dan mubah bahkan makruh.

=============

2. Akar Hasad

=============

Hasad itu seperti pohon.

Buah (yaitu akibat) yang ditimbulkan hasad adalah bahaya yang terkadang bisa menyebabkan kematian.

Akar hasad itu terpendam di dalam diri manusia, yaitu jiwa yang kotor (an-nafs al-khabitsah). Jiwa yg kotor inilah akar yg menumbuhkan hasad.

Meskipun hasad dikatakan dapat menimbulkan penyakit 'ain tapi akar hasad itu bukan terletak pada pandangan mata. Tidak ada hubungan yang bersifat pasti antara hasad dan mata sebagai indera penglihatan. Sebab orang yang buta pun bisa punya hasad dan dapat menyebabkan bahaya kepada orang lain. Sebab, orang yang melihat dan orang yg buta keduanya bisa punya keinginan buruk terhadap orang lain.

Kesimpulannya, hasad kaitannya adalah dengan keinginan bukan dengan pandangan yg muncul dari alat penglihatan, yaitu mata.

Hasad juga merupakan perbuatan yang bersifat ikhtiariy, yaitu atas keinginan dari diri sendiri, bukan keterpaksaan.
Syaikh Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawiy dalam Mu'jizatul Qur'an mengatakan :

"Hasad itu berkaitan dengan kehendak orang yang memiliki sifat hasad, bukan berkaitan dengan mata penglihatannya. Manusia yang berbuat hasad adalah atas kehendaknya. Anda tidak pernah dipaksa untuk berbuat hasad. Letak hasad itu dihati, bukan di kedua mata".

Karena hasad itu berakar dari hati, maka selalu lah kita melihat ke "dalam" bukan melihat ke "luar". Melihat hati sendiri, apakah ada akar kedengkian dan iri (hasad) kepada orang lain atau tidak.

Jika kita merasakan mulai ada bibit-bibitnya, segeralah bersihkan dengan banyak bersyukur. Apa yang dimiliki oleh orang lain, patut kita ucapkan selamat dan doa keberkahan (tabrik). Jika kita tidak memilikinya atau tidak berpotensi memilikinya, tetaplah bersyukur dengan potensi yg kita miliki.

Memilki jiwa yg pandai bersyukur akan menyelamatkan kita dari tumbuhnya akar hasad yg akan berbuah bencana, bagi diri sendiri dan juga orang lain.

Wallahul Musta'an...

============

Musdar Bustamam Tambusai
(Founder MATAIR/ Majelis Talaqqi Ilmu Ruqyah)

Posting Komentar untuk "(1) Hasad: Hakikatnya Dan Akarnya"