Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TADABBUR HADITS TENTANG DOA MENJENGUK ORANG YANG SAKIT DAN HUBUNGANNYA DENGAN RUQYAH

TADABBUR HADITS TENTANG DO'A MENJENGUK ORANG YANG SAKIT DAN HUBUNGANNYA DENGAN RUQYAH
Salahudin Sunan Al-sasaki

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين محمد وعلى آله وصحبه وسلم.

Saya langsung saja mengetengahkan hadits yang saya maksud yaitu;

إِذَا دَخَلَ عَلَى مَنْ يَعُوْدُ قَالَ: لاَ بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ.
"Apabila Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam mengunjungi orang yang sakit, beliau berkata, ‘laa ba’sa thahuurun insyaa Allaah (tidak mengapa semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih, insya Allah)". (HR. Al-Bukhari no. 5656).

Ketika membaca hadist ini, saya teringat perkataan Syaikh Jasim Husen Al-'ubaidly dalam kajian beliau tentang hasad dan ain, dimana didalamnya beliau mengatakan:

إن مراعة نفسية المريض من ادق المسائل الرقية.
"Mempertimbangkan kejiwaan pasien diantara masalah-masalah ruqyah yang paling dalam"

Sebagai seorang peruqyah, panutan utama kita tentu Rasulullah, karena didalamnya terdapat petunjuk yang paling baik dan paling berkah. Lalu panutan apa yang bisa kita ambil dari adab Rasulullah terhadap orang yang sakit? Didalam hadits yang mulia diatas ternyata Rasulullah shallallohu 'alaihi wa sallam begitu memperhatikan kejiwaan orang yang beliau jenguk. Hal utama yang beliau lakukan adalah mendoakan dengan kalimat yang bisa memotivasi orang yang sakit agar kejiwaannya bangkit kembali sehingga orang yang sakit itu kembali kuat dan memiliki pikiran positif terhadap penyakitnya.

Adab Rasulullah shallallohu 'alaihi wa sallam diatas bisa kita lakukan ketika kita bertemu dengan pasien, dan itu adalah hal pertama yang harus kita lakukan. Kita bisa melakukan sesuatu yang bisa membuat pasien kita tersenyum kembali dan wajahnya kembali bersinar.

Diatara adab yang bisa kita lakukan adalah:

1. Hiburlah pasien kita, lalu berikan keyakinan bahwa dia bisa sembuh. Cara menghibur ini bisa dilakukan dengan mendoakannya seperti tersebut dalam hadits diatas, atau menyampaikan hadits-hadits yang memotivasinya seperti janji pahala besar yang akan mereka peroleh sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشجرة ورقها
"Setiap orang Islam yang tertimpa musibah penyakit ataupun yang lainnya, maka Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya, layaknya sebuah pohon yang menggugurkan daun-daunnya". (HR.Muslim).

Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam juga bersabda:

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ،
فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ
"Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa yang ridho (menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya". (HR. At-Tirmidzi).

Dan beliau shallallahu ‘alihi wa sallam juga bersabda dalam hadits yang lain:

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا
وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang hamba, maka Allah menyegerakan siksaan baginya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak".(HR. At-Tirmidzi).

Hadits-hadits tentang memotivasi pasien banyak sekali, dan itu bisa kita jadikan tahapan awal ketika akan meruqyah pasien kita, karena kekuatan jiwa pasien ini obat pertama yang harus kita sediakan agar obat selanjutnya bisa direspon oleh tubuhnya.

Selain menghibur, kita juga bisa berkata-kata yang manis yang penuh harapan. Contoh kalimat yang bisa kita gunakan untuk ini adalah: “Penyakit ini tidak berbahaya kok, jangan khawatir, insya Allah Anda akan segera sembuh". Pilihlah redaksi yang hangat, yang membangun, dan bisa difahami oleh pasien kita.

2. Selalu mengucapkan perkataan yang baik-baik. Nah, ini juga harus diperhatikan. Sekalipun kita dalam kehidupan sehari-hari terkenal dengan gaya bicara yang ceplas ceplos, sebaiknya kita menahan diri terlebih dahulu ketika bertemu dengan pasien, atau ketika menjenguk orang yang sakit. Kita harus menjaga dan memikirkan dengan baik kalimat-kalimat yang hendak kita ucapkan.

Lebih baik sampaikan kalimat-kalimat baik yang mengandung motivasi di dalamnya, sehingga penderitaan orang yang sakit bisa sedikit lebih ringan. Jaga lisan kita supaya tidak justru mengeluarkan ucapan yang menimbulkan rasa cemas ataupun takut dalam hati si sakit serta keluarganya.

لا تقتل مريضك وهو حي
"Jangan membunuh pasienmu sedangkan dia masih hidup"

Terakhir seorang peruqyah itu harus mempertimbang aspek kejiwaan pasiennya sebelum melangkah ke aspek ruqyah sebagai tahapan selanjutnya agar ruqyahnya mendapat respon positif dari tubuh pasiennya.

Demikian semoga bermanfaat. Aamiin.

وصلى الله على محمد وآله وصحبه وسلم والحمد لله رب العالمين.

Posting Komentar untuk "TADABBUR HADITS TENTANG DOA MENJENGUK ORANG YANG SAKIT DAN HUBUNGANNYA DENGAN RUQYAH"