Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 8)

SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN

AGAR DOA MENJADI KEKUATAN DIGDAYA

BAGIAN 8

MEMILIH WAKTU-WAKTU YANG MUSTAJAB

Doa Antara Adzan Dan Iqamah

Pertama, dari Anas Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda :

*الدُّعَاءَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ مستجاب ، فَادْعُوا*

"Doa diantara adzan dan iqamah itu mustajab, maka berdoalah".

Al-Munawi berkata, "(Yakni, maka berdoalah) setelah kalian mengumpulkan syarat-syarat doa, yang diantaranya adalah kehadiran dan konsentrasi hati terhadap apa yang diminta, khusyuk, tunduk, merendah, menghadap dengan sepenuh hati dan lainnya. Mengawalinya dengan taubat, istighfar, melepaskan diri dari kezhaliman-kezhaliman, bersuci dan lain sebagainya. Sering terjadi seseorang melihat orang lain berdos di satu waktu dan ternyata diijabahi. Spontan ia mengira bahwa rahasia dibalik pengijabahan tersebut adalah waktu dan kalimat yang diucapkan. Sehingga ia mempraktekkannya dan tidak menyertakan faktor-faktor yang mendukung dikabulkannya suatu doa. Kondisi orang ini seperti seandainya ada seseorang menggunakan obat di waktu, kondisi dan dosis yang tepat, lalu sembuh. Maka, orang lain menganggap bahwa sekedar mengonsumsi obat itu bisa menyembuhkan. Jelas ini salah." (Fathul Qadir, III : 541)

Kedua, dari Anas Radhiyallahu 'Anhu berkats, Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Doa diantara adzan dan iqamah tidak ditolak." (Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i)

Al-Munawi mengatakan, "Ibnul Qayyim berkata, ini dengan syarat orang yang berdoa tersebut memiliki jiwa aktif dan keinginan efektif. Ketika itulah doa menjadi faktor yang sangat digdaya dalam menolak musibah, disamping membuahkan tercapainya keinginan dan permohonan. Namun, adakalanya pengaruh doa tak segera muncul. Ini bisa jadi lantaran kelemahan doa, seperti bila doa itu tidak disukai oleh Allah karena mengandung tindakan melampaui batas. Atau bisa pula saat berdoa hati lemah, tidak menghadap kepada Allah dan tidak berkonsentrasi dengan isi doa. Akibatnya doa menjadi seperti busur yang terlalu lunak, dimana anak panah tidak meluncur dengan cepat. Dan bisa jadi juga lantaran terdapat sesuatu yang dapat menghalangi terkabulkannya doa, seperti makanan haram, kezhaliman kerat dosa yang menutupi hati, kelalaian yang menguasai jiwa dan kesia-siaan. Hal ini dapat menghilangkan kekuatan doa, atau melemahkannya." (Fathul Qadir, III : 541)

Doa Di Sepertiga Malam Terakhir

Pertama, dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata "Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda :

*ان الله تعالى يمهل حتى إذا كان ثلث الليل الاخر نزل إلى السماء الدنيا فنادى : هل من مستغفر ؟ هل من تاءب؟ هل من ساءل ؟ هل من داع ؟ حتى ينفجر تلفجر*

"Sesungguhnya Allah menunggu-nunggu. Hingga ketika tiba sepertiga malam terakhir. Dia turun ke langit dunia, lalu menyeru, adakah yang meminta ampun ? adakah yang bertaubat ? adakah yang meminta ? adakah yang berdoa ? sampai fajar terbit." (HR Imam Ahmad dan Muslim)

Kedua, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata, Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, Rabb kita yang Maha Suci dan Maha Tinggi setiap malam turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu berfirman, "siapa yang mau bertaubat kepada-Ku, lalu Aku memperkenankannya ? Siapa yang mau meminta kepada-Ku lalu aku memberinya ? Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, lalu aku mengampuninya ?" (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi)

Ketiga, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, Allah Azza Wa Jalla turun ke langit dunia di setiap malam ketika sepertiga malam pertama telah berlalu, lalu berfirman, "Akulah Sang Raja, Akulah Sang Raja, Siapakah yang mau berdoa kepada-Ku, lantas aku memperkenankan untuknya ? Siapakah yang mau meminta kepada-Ku, lantas Aku memberinya ? Siapakah yang mau memohon ampun kepada-Ku, lantas aku mengampuninya ? tak henti-hentinya Dia seperti itu hingga fajar terbit." (HR Muslim dan Tirmidzi)

Imam Nawawi berkata, "Hadits-hadits ini menganjurkan untuk berdoa dan memohon ampun di sepanjang waktu yang telah disebutkan hingga fajar terbit. Juga memberi pengertian bahwa shalat, berdoa, memohon ampun dan amal-amal taat lainnya yang dikerjakan di akhir malam, itu lebih baik daripada yang dilaksanakan di awalnya. Wallahu a'lam". ( Shahih Muslim bi Syahrin Nawawi, IV,V,VI : 377)


Dikutip dan diringkas oleh : *Aguslim R Koto*

Al-Qaulul Mubin fima Yathrudul Jinni wasy Syayathin
Syaikh Abu Al Barra' Usamah bin Yasin Al-Ma'ani

Posting Komentar untuk "SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 8)"