Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 5)

SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN

AGAR DOA MENJADI KEKUATAN DIGDAYA

BAGIAN 5

Berdoa Dengan Doa-doa Jawami'ul Kalim

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,

*كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَحِبُّ الْجَوَامِعَ مِنْ الدُّعَاءِ وَيَدَعُ مَا سِوَى ذَلِكَ*

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai doa-doa yang singkat padat (jawami'ul kalim) dan meninggalkan selain itu.” (HR. Abu Dawud no. 1482)

Al Munawi mengatakan, "Doa-doa jawami'ul kalim adalah doa yang kalimatnya ringkas tapi meliputi kebaikan dunia dan akhirat, seperti ayat,
ُ *رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ*
" Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka."
(QS. Al-Baqarah 2: 201).

Atau doa yang menghimpun berbagai tujuan baik dan benar. Atau juga doa yang memadukan antara sanjungan kepada Allah dan etika meminta serta (pengakuan) karunia oleh orang yang mengajukan permintaan." (Faidhul Qadir, V : 217)

Diantara doa-doa jawami'ul kalim yang diriwayatkan dari Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam adalah :

Pertama, Dari Sa'ad Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda :

دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ: *(لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ)* فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ

“Doa Dzun Nun (Yunus) ketika ia memohon dari dalam perut ikan ; (Lailaha illa Anta Subhanaka inni kuntu minazh zhalimin)

Sesungguhnya tidaklah seorang lelaki muslim berdoa dengannya memohon sesuatu melainkan pasti Allah akan mengabulkan permohonannya.”
(HR Tirmidzi : 3505)

Al-Mubarakfuri berkata, "Maksud doa Dzun Nun adalah doa orang yang ditelan ikan paus, yakni nabi Yunus 'Alaihissalam, ketika ia memanjatkan suatu doa kepada Rabbnya di dalam perut ikan paus, berbunyi, "Tiada Ilah yang berhak untuk diibadahi secara benar selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berbuat aniaya" tiadalah doa ini atau kalimat-kalimat ini diucapkan dalam sesuatu dari kebutuhan-kebutuhan. Artinya, engkau harus berdoa dengan doa ini. Sebab, "Tiada seorang muslim yang berdoa dengan doa ini kecuali Allah pasti akan memperkenankannya." (Dikutip secara bebas dari Tuhfatul Ahwadzi, IX : 336)

Kedua, dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha, berkata, "Doa yang paling sering diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah :

*يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ*

“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).” Ummu Salamah pernah menanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kenapa doa tersebut yang sering beliau baca. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menjawab,

يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ

“Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Dia kehendaki lurus, Dia meluruskannya, dan siapa yang Dia kehendaki menyimpang, Dia menyimpangkannya.” (HR. Tirmidzi dalam sunannya, kitab Al-Qadr, (7) no. 2240. Ad-Da'awat (85) no 3752)

Al-Munawi berkata, "Al-Ghazali mengatakan bahwa doa tersebut menjadi doa yang paling sering Nabi Shollallahu 'Alaihi Wassalam panjatkan lantaran beliau mengetahui keagungan ciptaan Allah dalam keajaiban hati dan bolak-baliknya. Hati merupakan sasaran yang selalu diincar dari segala arah. Bila ada sesuatu yang mengenai dan mengesankan hati, dari sisi lain hati terkena hal yang berlawanan dengan sesuatu tersebut hingga merubah pendiriannya. Adapun keajaiban kreasi Allah terkait bolak-baliknya hati, tidak diketahui selain oleh orang-orang yang selalu mengawasi hati dan memperhatikan kondisi diri mereka di samping Allah." (Dikutip secara ringkas dari Faidhul Qadir, V : 167)

Dikutip dan diringkas oleh : *Aguslim R Koto*

Al-Qaulul Mubin fima Yathrudul Jinni wasy Syayathin*
Syaikh Abu Al Barra' Usamah bin Yasin Al-Ma'ani

Posting Komentar untuk "SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 5)"