Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 2)

SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN

AGAR DOA MENJADI KEKUATAN DIGDAYA


BAGIAN 2

Tidak Sepantasnya Seorang Muslim Malas Berdoa Kepada Penciptanya

Sebagaimana diriwayatkan dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu ia berkata : Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda :

*أَعْجَزُ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ الدُّعَاءِ وَأَبْخَلُهُمْ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلاَمِ*

Manusia paling lemah adalah orang yang paling malas berdoa (kepada Allah). Dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil memberi salam. (HR Abu Ya’la, ath-Thabrani, Ibnu Hibban dan ‘Abdul-Ghani al-Maqdisi).

Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, (Manusia paling lemah) yakni paling cacat akalnya dan paling buta mata hatinya. Ungkapan, (adalah yang paling lemah berdoa) yakni memohon kepada Allah, utamanya dalam kondisi-kondisi sulit. Sebab, ia meninggalkan perintah Allah dan mengundang kemurkaan-Nya dengan tidak melakukan apa yang tidak memberatkannya. Hadits ini membantah orang yang meyakini bahwa yang lebih baik adalah tidak berdoa."

Doa Dapat Menolak Taqdir

Dari Aisyah Radhiyallahu Anha berkata : "Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasalam bersabda, Kewaspadaan tidak mampu untuk menghindarkan taqdir, sedang doa berguna (menghilangkan bala') yang telah turun dan yang belum turun, lalu bertemu doa, maka keduanya bergulat sampai hari kiamat."
(diriwayatkan oleh Hakim dalam Al-Mustadrak, I:492)

Al-Munawi berkata, "Hamba boleh mempergunakan kewaspadaan yang diperintahkan, seperti berusaha, mengkonsumsi obat-obatan untuk menghilangkan sakit dan berhati-hati dalam perkara yang penting; dengan tetap meyakini bahwa hal itu tidak dapat menolak ketetapan yang sudah pasti. Sebenarnya obat dan langkah hati hati tersebut hanya dapat menolak sesuatu yang berhubungan dengan satu syarat yang tidak pasti." (Faidhul Qadir, VI :452)

Diriwayatkan pula dari hadits Salman Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata : Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasalam bersabda :

*قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ*
*إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِر*
ُّ (الترمذي)

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Tidak ada yang dapat menolak ketetapan (taqdir) Allah ta’ala selain doa. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065)

Al-Munawi menjelaskan, "Sabda beliau, "tidak dapat menolak taqdir (ketentuan)" yang telah ditaqdirkan selain doa. Maksud ketetapan disini adalah perkara yang sudah ditaqdirkan (menimpa hamba) andai bukan karena doa nya. Atau maksud penolakan adalah doa memudahkannya menghadapi taqdir tersebut, sehingga seolah-olah doa menjadi penolak. Sebagian ulama mengatakan, "Allah mensyariatkan doa bagi hamba-hamba-Nya agar meraih bagian-bagian kebaikan yang dipersiapkan untuk mereka di alam ghaib. Nah ketika bagian-bagian itu sampai dan nampak pada mereka, makhluk memahaminya bahwa mereka mendapatkannya lantaran doa. Artinya doa memiliki efektifitas dalam menolak ketetapan buruk."

Imam Syafi'i mengatakan :
Mengapa engkau memperolok-olokkan doa
Sedang engkau tidak tahu apa yang dapat dilakukan doa
Laksana panah-panah yang tak luput, akan tetapi
Ia memiliki masa, dan setiap masa pasti berakhir
(Diwanul Imam Syafi'i, hal 48)

Al-Ghazali berkata, "Jika engkau menanyakan, apa faedah doa, sementara ketetapan Allah tidak dapat diganggu gugat? Maka, ketahuilah bahwa sebagian ketetapan (taqdir) ada yang bisa ditolak dengan doa. Doa adalah salah satu alat untuk menolak bala' dan mengundang rahmat. Seperti halnya perisai adalah senjata untuk menghadang laju anak panah ; dan air sebagai sebab tumbuhnya tanaman dari dalam tanah. Dan, seperti hal nya perisai menghadang anak panah, sehingga keduanya berbenturan, maka demikian pula doa dan bala'. (Ihya 'Ulumiddin, I : 328-329)

Ibnu Taimiyah mengatakan, "Doa adalah satu sebab menolak bala', bila doa lebih kuat, ia akan menolak bala' tersebut. Namun bila sebab bala' lebih perkasa, doa tak mampu menolaknya, tapi hanya bisa meringankan dan melemahkannya. Oleh sebab itu, ketika terjadi gerhana dan muncul bencana-bencana sebagai tanda kekuasaan Allah, maka diperintahkan untuk menunaikan shalat, berdoa, beristighfar, bersedekah dan memerdekan budak. Wallahu a'lam."
(Majmu' Fatawa, VIII : 193)

Ibnul Qayyim berkata, "Doa adalah obat paling mujarab. Ia musuh bagi bala' ; menolak dan mengatasinya, menghalangi turunnya, menghilangkan atau meringankannya apabila terlanjur turun. Doa memiliki tiga keadaan.
Pertama, doa lebih kuat dari bala', sehingga mampu menolaknya.
Kedua, doa lebih lemah dari bala', sehingga bala' mampu mengalahkannya dan menimpa hamba. Tapi meskipun lemah, doa masih dapat meringankan bala'.
Ketiga, keduanya bertarung dan masing-masing menghalangi yang lain."
(Al-Jawabul Kafi, hal 17-18)

Dikutip dan diringkas oleh : *Aguslim R Koto

Al-Qaulul Mubin fima Yathrudul Jinni wasy Syayathin
Syaikh Abu Al Barra' Usamah bin Yasin Al-Ma'ani

Posting Komentar untuk "SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 2)"