Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apakah Perlu Dialog Dengan Jin Saat Ruqyah?

Dialog Dengan Jin, Perlukah?
Musdar Bustamam Tambusai
(Founder MATAIR / Majlis Talaqqi Ilmu Ruqyah)

Hal yang sangat saya jauhi dalam proses ruqyah adalah melakukan dialog dengan jin yang merasuk ke tubuh pasien.

Meskipun dialog itu boleh dilakukan tapi harus berhati-hati.

Dalam hal ini, seorang peruqyah mesti memperhatikan hal-hal berikut :

1. Memastikan bahwa yang berbicara adalah jin perasuk / pengganggu yang menggunakan lisan pasien yang dirasukinya.

2. Memastikan bahwa pasien tidak punya gangguan psikis / kejiwaan. Sebab bisa jadi, ada pasien yang suka dianggap punya gangguan karena sebuah tekanan tertentu dari berbagai pihak.

3. Tidak membuka peluang untuk memperpanjang dialog. Dalam buku Halal Haram Ruqyah, silahkan dilihat beberapa efek negatif dari terlalu banyak dialog dengan jin dalam proses ruqyah.

4. Menghindari perasaan bangga karena bisa melakukan dialog seperti itu dihadapan orang banyak. Perasaan ini akan menimbulkan talbis yaitu setan ingin membuat anda hanyut dengan sandiwara yang menipu seperti itu yang sejatinya adalah permainan setan.
Ini dalam konteks ruqyah syar'iyyah.

Bagaimana dengan tayangan seperti di televisi yang mempertontonkan dialog ustadz dengan jin pengganggu (Padahal bisa saja akting sang peserta yang dijadikan sebagai sampel korban)?

Apakah untuk berdialog dengan jin harus melihat jin ?

Dalam konteks ruqyah, seorang peruqyah tidak melihat jin. Karena jin memang tidak bisa dilihat oleh peruqyah yg syar'i. Tapi kalau orang yg mengaku sebagai peruqyah (padahal dia dukun dan sejenisnya), itu bisa saja terjadi. Sampai sampai ada peruqyah gadungan yayang dapat melihat dan menyebutkan bentuk jin, jenis jin, asal jin dan jumlah jin yang berada ditubuh pasien. Ini adalah tipu daya setan dari bangsa jin.

Hari ini, dunia ruqyah dibuat menjadi kabur oleh banyaknya cara, metode dan teknik yang mengatasnamakan ruqyah sehingga orang begitu mudah menyebut cara pengobatannya dengan ruqyah.

Semakin aneh tampilan ruqyah membuat citra ruqyah yang sesungguhnya menjadi rusak. Akhirnya kondisi ini dimanfaatkan sebagian orang yang memang ingin mencari kelemahan ruqyah versi akal pikirannya. Hingga akhirnya, ruqyah disebut sebagai perkara yang tidak layak lagi untuk dilakukan karena dapat memperparah keadaan pasien.

Hanya ada di Indonesia, ruqyah dijadikan sebagai hiburan. Padahal yang dilakukannya belum tentu ruqyah syar'iyyah.

Orang kesurupan jadi tontonan. Ustadz yang menampilkan pasiennya yang kerasukan saat ruqyah dijadikan tuntunan.

Mestikah ruqyahtaiment seperti itu, diteruskan ?

Jika iya, lihatlah besok akan lahir acara baru di televisi lain yang akan menampilkan ustadz lain dengan cara lain agar terlihat berbeda dan menghibur anda.

Saya hanya mengingatkan para peruqyah yang sudah bagus menampilkan ruqyah syar'iyyah melalui media yang ada, jangan sampai antum dimanfaatkan industri media sebagai hiburan dan sebagai media untuk mencari celah kesalahan yang sejatinya itu bukan kesalahan.

Mohon maaf saya jika kalimat terakhir ini disalahpahami.

Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Apakah Perlu Dialog Dengan Jin Saat Ruqyah?"