Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENJELASAN TERKAIT 'AIN DAN HASAD (BAGIAN 1)


SERIAL PENJELASAN TERKAIT PERMASALAHAN 'AIN DAN HASAD


Pembahasan 1
MAKNA 'AIN DAN HASAD

Ibnu Mandzhur menjelaskan : Al-'Ain adalah engkau menimpakan 'ain kepada seseorang. Contoh kalimat :

*ูˆุนุงู† ุงู„ุฑ ุฌู„ ุจุนูพู†ู‡ ุนูŠู†ุง*
Maknanya adalah "Seseorang menimpakan 'ain, dengan menggunakan kedua matanya", maka dia disebut pelempar 'ain, sedangkan orang yg terkena 'ain disebut ma'in (menurut susunan kalimat yang tidak sempurna) dan ma'yun (menurut susunan kalimat yang sempurna) artinya orang yang terkena 'ain.

Dikatakan :

*ุงุตุงุจุช ูู„ุงู†ุง ุนูŠู†*
('ain telah menimpa si fulan) maksudnya apabila musuh atau orang yang dengki memandangnya, dan seketika pandangannya memberikan pengaruh sampai sakit karena pandangannya. (Lisanul 'Arob : 13/301)

Ibnu Mandzhur menjelaskan kembali makna *ุญ ุณ ุฏ* (hasad): Yaitu anda menginginkan lenyapnya kenikmatan orang lain. Maksudnya, seseorang melihat kenikmatan yang dimiliki saudaranya (saudara seiman) dan dia memiliki keinginan untuk melenyapkan kenikmatan itu darinya, sehingga kepemilikan nikmatnya itu hanya dia pemiliknya tanpa ada selainnya. (Lisanul 'Arob : 3/149)

Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin menjelaskan tentang hakikat pengaruh 'ain beserta dalil-dalilnya : Iya, Imam Muslim telah meriwayatkan di dalam kitab shahih-nya (Shahih Muslim) dari ibnu Abbas, beliau berkata :

*ุงู„ุนูŠู† ุญู‚ُُّ ูˆู„ูˆ ูƒุงู† ุดูŠุก ุณุงุจู‚ ุงู„ู‚ุฏุฑ ู„ุณุจู‚ุชู‡ ุงู„ุนูŠู†*

“Ain itu nyata (haq), seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului qadar, niscaya 'ain lah yang dapat mendahuluinya. (Imam Muslim mengeluarkan hadits tersebut di dalam kitab shahihnya, dalam kitab Assalam : 2188)

Dari penjelasan di atas, perkara 'ain menjadi sangat jelas, bahwasanya 'ain nyata adanya dan memiliki pengaruh yang jelas, dengan ini banyak nash-nash (dalil) yang shahih dari Kitab dan Sunnah Rasulullah saling mendukung dan menguatkan, kecuali hanya sebahagian saja yang menolak perkara yang sudah menjadi hakikat adanya.



Pembahasan ke 2
BAGAIMANA 'AIN DAN HASAD MEMBERIKAN DAMPAK NEGATIF ?

Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan : "Tabiat manusia itu berbeda-beda, terkadang dari mata pelempar 'ain ada racun yang sampai ke tubuh orang yang terkena 'ain." (Fathul Bari: 200/10)

Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata : 'Ain ini berpengaruh melalui jiwa yang buruk. Hal itu seperti ular yang akan mengeluarkan racunnya ketika dia menggigit dan melontarkan". (Bada-i'ut Tafsir : 414/5)

Berkata Syaikh 'Athiyyah Muhammad Salim : "Setelah membahas panjang lebar tentang bagaimana 'ain bisa menimpa orang lain, kesimpulannya adalah bahwa 'ain bisa menimpa, itu merupakan lingkup kekuasaan yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetapkan, atau 'ain itu kekuatan beracun, atau 'ain itu adalah bagian bagian halus yang keluar dari mata, dan lain sebagainya. Semuanya merupakan ijtihad, tidak mungkin tidak terjadi perbedaan pendapat."

Dan kami mendapati perkataan Ibnu 'Abdil Barr bahwa pengaruh dan dampak 'ain sudah diketahui oleh masyarakat umum dan khususnya orang-orang tertentu, maka tidak perlu memperpanjang pembicaraan dalam mencari tau cara kerjanya (Al-'ain wa ar-Ruqyah wal Istisyfa' Minal Qur'an as-Sunnah: 37-38)

Dr. Fahd bin Dhuyun As-Suhaimi, saat orasi ilmiah untuk memperoleh gelar magister, beliau berkata : "Tidak ada penjelasan dari syariat tentang bagaimana cara 'ain bisa menimpa. Kita juga tidak dituntut untuk mengetahuinya. Tidak juga dituntut beribadah dengan hal itu."

Adapun apa yang telah diterangkan oleh sebagian ulama tentang cara kerja 'ain, yaitu terlepasnya kekuatan beracun dari mata pelempar 'ain.

Pembahasan tentang cara kerja 'ain ini merupakan perkara yang memiliki beberapa kemungkinan, tidak bisa dipastikan dengan menetapkannya dan tidak bisa menetapkan dengan cara meniadakannya, Allahu a'lam. (Ahkam Arruqaa wa Attamaim: 94)


Pembahasan ke 3
DALIL-DALIL BAHWA SESEORANG BISA MENIMPAKAN 'AIN DAN HASAD

Dalil Al-Qur'an

Dalam surat Al Qalam ayat 51 Allah Azza Wa Jalla berfirman:

*ูˆَุงِู†ْ ูŠَّูƒَุงุฏُ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ูƒَูَุฑُูˆْุง ู„َูŠُุฒْู„ِู‚ُูˆْู†َูƒَ ุจِุงَุจْุตَุงุฑِู‡ِู…ْ ู„َู…َّุง ุณَู…ِุนُูˆุง ุงู„ุฐِّูƒْุฑَ ูˆَูŠَู‚ُูˆْู„ُูˆْู†َ ุงِู†َّู‡ٗ ู„َู…َุฌْู†ُูˆْู†ٌ*

"Dan sungguh, orang-orang kafir itu hampir-hampir menggelincirkanmu dengan pandangan mata mereka, ketika mereka mendengar Al-Qur'an dan mereka berkata, Dia (Muhammmad) itu benar-benar orang gila."
(QS. Al-Qalam: 51)

Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya : "Ibnu 'Abbas dan mujahid serta selain keduanya mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya "Benar-benar hampir menggelincirkan kamu, yakni mereka benar-benar hampir menembus dirimu. "Dengan pandangan mereka" yaitu mereka hampir saja menimpakan penyakit 'ain terhadapmu melalui mata mereka. Dengan kata lain, mereka dengki terhadapmu disebabkan kebencian mereka terhadapmu. Seandainya tidak ada pemeliharaan dari Allah terhadap dirimu dari kebencian mereka, tentulah 'ain yang ditimpakan oleh mereka akan mengenai dan menembus dirimu (tafsir Al Qur'anil 'Azhim: 409/94)

Dalam surat Yusuf ayat 67 Allah Azza Wa Jalla berfirman:

*ูˆَู‚َุงู„َ ูŠٰุจَู†ِูŠَّ ู„َุง ุชَุฏْุฎُู„ُูˆْุง ู…ِู†ْۢ ุจَุงุจٍ ูˆَّุงุญِุฏٍ ูˆَّุงุฏْุฎُู„ُูˆْุง ู…ِู†ْ ุงَุจْูˆَุงุจٍ ู…ُّุชَูَุฑِّู‚َุฉٍ ۗ ูˆَู…َุงۤ ุงُุบْู†ِูŠْ ุนَู†ْูƒُู…ْ ู…ِّู†َ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ู…ِู†ْ ุดَูŠْุกٍ ۗ ุงِู†ِ ุงู„ْุญُูƒْู…ُ ุงِู„َّุง ู„ِู„ّٰู‡ِ ۗ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุชَูˆَูƒَّู„ْุชُ ۚ ูˆَุนَู„َูŠْู‡ِ ูَู„ْูŠَุชَูˆَูƒَّู„ِ ุงู„ْู…ُุชَูˆَูƒِّู„ُูˆْู†َ*

"Dan dia (Ya'qub) berkata, Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda; namun demikian aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan itu hanyalah bagi Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakallah orang-orang yang bertawakal."
(QS. Yusuf: 67)

Ibnu Katsir menjelaskan: Menurut Ibnu 'Abbas dan yang lainnya, Nabi Ya'kub 'Alaihissalam merasa khawatir 'ain menimpa mereka (anak-anaknya). Demikian itu karena mereka adalah orang-orang yang berpenampilan bagus dan mempunyai rupa yang tampan serta kelihatan berwibawa, maka Nabi Ya'kub 'Alaihissalam merasa khawatir bila mereka tertimpa 'ain disebabkan pandangan mata orang-orang, karena sesungguhnya 'ain itu benar adanya. (Tafsir Al Qur'anil 'Azhim : 466/2)

Dalil As-Sunnah Tentang 'Ain

Hadits pertama :

*ุนَู†ْ ุฃَุจِูŠ ุฃُู…َุงู…َุฉَ ุจْู†ِ ุณَู‡ْู„ِ ุจْู†ِ ุญُู†َูŠْูٍ ، ู‚َุงู„َ : ู…َุฑَّ ุนَุงู…ِุฑُ ุจْู†ُ ุฑَุจِูŠุนَุฉَ ุจِุณَู‡ْู„ِ ุจْู†ِ ุญُู†َูŠْูٍ ، ูˆَู‡ُูˆَ ูŠَุบْุชَุณِู„ُ ูَู‚َุงู„َ : ู„َู…ْ ุฃَุฑَ ูƒَุงู„ْูŠَูˆْู…ِ ، ูˆَู„ุงَ ุฌِู„ْุฏَ ู…ُุฎَุจَّุฃَุฉٍ ูَู…َุง ู„َุจِุซَ ุฃَู†ْ ู„ُุจِุทَ ุจِู‡ِ ، ูَุฃُุชِูŠَ ุจِู‡ِ ุงู„ู†َّุจِูŠَّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนَู„ูŠْู‡ِ ูˆุณَู„َّู…َ ูَู‚ِูŠู„َ ู„َู‡ُ : ุฃَุฏْุฑِูƒْ ุณَู‡ْู„ุงً ุตَุฑِูŠุนًุง ، ู‚َุงู„َ ู…َู†ْ ุชَุชَّู‡ِู…ُูˆู†َ ุจِู‡ِ ู‚َุงู„ُูˆุง ุนَุงู…ِุฑَ ุจْู†َ ุฑَุจِูŠุนَุฉَ ، ู‚َุงู„َ : ุนَู„ุงَู…َ ูŠَู‚ْุชُู„ُ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ุฃَุฎَุงู‡ُ ، ุฅِุฐَุง ุฑَุฃَู‰ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ุฃَุฎِูŠู‡ِ ู…َุง ูŠُุนْุฌِุจُู‡ُ ، ูَู„ْูŠَุฏْุนُ ู„َู‡ُ ุจِุงู„ْุจَุฑَูƒَุฉِ ุซُู…َّ ุฏَุนَุง ุจِู…َุงุกٍ ، ูَุฃَู…َุฑَ ุนَุงู…ِุฑًุง ุฃَู†ْ ูŠَุชَูˆَุถَّุฃَ ، ูَุบَุณَู„َ ูˆَุฌْู‡َู‡ُ ูˆَูŠَุฏَูŠْู‡ِ ุฅِู„َู‰ ุงู„ْู…ِุฑْูَู‚َูŠْู†ِ ، ูˆَุฑُูƒْุจَุชَูŠْู‡ِ ูˆَุฏَุงุฎِู„َุฉَ ุฅِุฒَุงุฑِู‡ِ ، ูˆَุฃَู…َุฑَู‡ُ ุฃَู†ْ ูŠَุตُุจَّ ุนَู„َูŠْู‡ِ ู‚َุงู„َ ุณُูْูŠَุงู†ُ* : *ู‚َุงู„َ ู…َุนْู…َุฑٌ ، ุนَู†ِ ุงู„ุฒُّู‡ْุฑِูŠِّ : ูˆَุฃَู…َุฑَู‡ُ ุฃَู†ْ ูŠَูƒْูَุฃَ ุงู„ุฅِู†َุงุกَ ู…ِู†ْ ุฎَู„ْูِู‡ِ*

“Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, ia berkata: Amir bin Rabi’ah melewati Sahl bin Hunaif ketika ia sedang mandi, lalu Amir berkata: Aku tidak melihat seperti hari ini; kulit yang lebih mirip (keindahannya) dengan kulit wanita yang dipingit, maka tidak berapa lama kemudian Sahl terjatuh, lalu beliau dibawa kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, seraya dikatakan: “Selamatkanlah Sahl yang sedang terbaring sakit.” Beliau bersabda: “Siapa yang kalian curigai telah menyebabkan ini?” Mereka berkata: “Amir bin Rabi’ah.” Beliau bersabda: “Kenapakah seorang dari kalian membunuh saudaranya? Seharusnya apabila seorang dari kalian melihat sesuatu pada diri saudaranya yang menakjubkan, hendaklah ia mendoakan keberkahan untuknya.” Kemudian beliau meminta air, lalu menyuruh Amir untuk berwudhu, Amir mencuci wajahnya, kedua tangannya sampai ke siku, dua lututnya dan bagian dalam sarungnya. Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam memerintahkannya untuk menyiramkan (bekas airnya) kepada Sahl.” Berkata Sufyan, berkata Ma’mar dari Az-Zuhri: Beliau memerintahkannya untuk menyiramkan air dari arah belakangnya.” [HR. Ibnu Majah dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, Shahih Ibni Majah: 2828].

Hadits kedua :

*ุนู† ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุนู†ู‡ ุนู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„ ุงู„ุนูŠู† ุญู‚*

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Al-‘Ain adalah haq (benar)” [HR. Bukhari no. 5408 dan Muslim no. 2187].

Hadits Ketiga :

*ุนู† ุฌุงุจุฑ ุงู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„ ุฃูƒุซุฑ ู…ู† ูŠู…ูˆุช ู…ู† ุฃู…ุชู‰ ุจุนุฏ ู‚ุถุงุก ุงู„ู„ู‡ ูˆู‚ุฏุฑู‡ ุจุงู„ุฃู†ูุณ ูŠุนู†ู‰ ุจุงู„ุนูŠู†*

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Kebanyakan orang yang meninggal dari umatku setelah qadha dan qadar Allah adalah karena Al-‘Ain.” [HR Al Bukhari di dalam Tarikh Kabir].

Hadits Keempat :

*ุนู† ุฌุงุจุฑ ู‚ุงู„ ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุงู„ุนูŠู† ุชุฏุฎู„ ุงู„ุฑุฌู„ ุงู„ู‚ุจุฑ ูˆ ุชุฏุฎู„ ุงู„ุฌู…ู„ ุงู„ู‚ุฏุฑ*

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Al-‘Ain adalah haq (benar), dapat memasukkan seseorang ke dalam kuburan dan dapat memasukkan onta ke dalam kuali.” [HR. Ibnu ‘Adi 6/407 biografi no. 1890 dari Mu’awiyyah bin Hisyam Al-Qashar, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 7/90, Al-Khathib 9/244, Al-Qadha’i 2/140 no. 1059].

Imam Al-Munawi memberikan komentar : Kalimat "Al-'Ain dapat menyebabkan seseorang masuk liang kubur" ini maknanya 'ain itu membunuhnya sehingga orang itu dikubur di pemakaman. Sedangkan kalimat "Unta masuk dalam periuk" maknanya adalah jika 'ain menimpa unta atau hampir mati, maka pemiliknya menyembelih dan memasaknya di periuk. (Faidhul Qadir : 397/4).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Hasad adalah salah satu diantara penyakit jiwa. Mayoritas manusia terkena penyakit hasad ini. Hanya sedikit orang yang terbebas dari penyakit hasad. Sehingga ada yang menyatakan, "Tidak ada jasad yang lepas dari penyakit hasad" hanya saja bedanya orang yang suka mencela itu mengungkapkannya sedangkan orang yang mulia berusaha menyembunyikannya dan menahannya."
(Amrodhul Qulub wa Syifauha: 21).

Dikutip dan ditulis ulang oleh : Aguslim R Koto

Sumber :
ุงู„ุฏุฑุฑ ุงู„ุจู‡ูŠุฉ ููŠ ุจุนุถ ู…ุณุง ุก ู†ู„ ุงู„ุฑ ู‚ูŠู‡ ุงู„ุดุฑ ุนูŠู‡
ุงุจูˆ ุงู„ุจุฑุงุก ุฃุณุงู…ุฉ ุจู† ูŠุงุณูŠู† ุงู„ู…ุนุงู†ูŠ
Syaikh Abu Al Barra Usamah Bin Yasin Al-Ma'ani

Insya Allah bersambung...

Posting Komentar untuk "PENJELASAN TERKAIT 'AIN DAN HASAD (BAGIAN 1)"