Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pelajaran Tauhid Untuk Anak-Anak (Seri Aqidah)

PELAJARAN TAUHID UNTUK ANAK-ANAK

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam teruntuk kepada baginda Rasulullah, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikutinya. Amma ba’du:

Sesungguhnya madrasah, guru-guru dan masjid-masjid kita terbiasa memulai proses pengajaran anak-anak kita dengan menghafal Al Qur’an dan mengetahui hukum-hukum bacaannya sebelum memulai pengajaran ilmu-ilmu lainnya. Sekalipun keagungan Kitabullah yang mulia dan urgensi mempelajari serta mengajarkannya; namun metode yang lebih utama dalam tarbiyah (pengasuhan) dan ta’lim (pengajaran) adalah memulai dengan ushuluddin (pokok-pokok ajaran Islam), mempelajari dan menghafal surah Al Fatihah dan sebagian surah-surah pendek, baru kemudian memulai menghafal Al Quran Al Karim dan cara-cara membacanya.

Dan inilah cara yang benar, sesuai dengan metode Nabi Sholallahu’alaihi wasallam, para sahabatnya Radhiyallahu ’anhum dan generasi setelahnya. Dari Jundub Ibn ‘Abdillah Al Bajali Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Adalah kami masih anak-anak hazaawiroh –jama’ dari hazawwarun, yaitu anak-anak yang mendekati baligh– pada zaman Nabi Sholallahu’alaihi wa sallam ketika beliau mengajari kami iman sebelum mengajarkan Al Qur’an, kemudian barulah kami mempelajari Al Quran, sehingga bertambah-tambahlah iman kami” [Shohih, dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan selainnya].

Maka ketika anak-anak mempelajari aqidah dan tauhid, pokokpokok Dien yang utama, serta menghafal beberapa surat Al Qur’an agar bisa melaksanakan sholatnya dengan baik, tidak mengapa baru dimulai pengajaran dan hafalan Al Qur’an, karena Al Qur’an adalah ilmu yang paling agung dan mulia, yang belajar dan mengajarkannya adalah sebaik-baik manusia.

Dalam hal itu, kami menemukan risalah yang berharga karya Al Imam Muhammad Ibn ‘Abdil Wahhab, beliau menyebutkan beberapa perkara yang wajib dipelajari anak-anak yang mulai menapaki thalabul ‘ilmu, beliau berkata:

Segala puji bagi Rabb semesta ‘alam, sholawat serta salam tercurah kepada penghulu para rasul, keluarga, dan para sahabatnya seluruhnya, amma ba’du:

Inilah risalah yang bermanfaat, tentang apa yang wajib atas manusia mengajarkannya kepada anak-anak sebelum mereka mempelajari Al Quran, sampai ia menjadi manusia yang sempurna diatas fitrah islam, dan muwahhid yang baik diatas jalan keimanan. Saya menyusunnya dalam metode tanya jawab:

SOAL PERTAMA

Jika dikatakan kepadamu: Siapakah Rabbmu?

Maka, katakanlah: Rabbku adalah Allah

SOAL KEDUA

Apakah arti Rabb itu?

Katakanlah: Al Maalik Al Ma’buud (raja dari yang disembah) dan Al Mu’iin (Maha Penolong), Allah pemilik uluhiyyah dan ‘ubudiyyah atas makhluk-Nya seluruhnya.

SOAL KETIGA

Kemudian jika dikatakan kepadamu: Dengan apa kamu mengetahui Rabbmu?

Katakanlah: Aku mengetahuinya dengan ayat-ayat-Nya (tandatandanya) dan makhluk ciptaan-Nya. Diantara ayat-ayat-Nya: malam dan siang, matahari dan bulan, dan diantara makhluk ciptaan-Nya: langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam [Al A’raf: 54]

SOAL KEEMPAT

Kemudian jika dikatakan kepadamu: Untuk apa kamu diciptakan?

Katakanlah: Untuk menyembah-Nya semata tidak ada sekutu bagi-Nya, dan taat kepada-Nya dengan mematuhi apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Sebagaimana kalam Allah Ta’ala:

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku [Adz Dzariyyat: 54]

Juga sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka [Al Maidah: 72]

Dan syirik adalah: menjadikan tandingan bagi Allah, menyerunya, mengharap kepadanya, takut kepadanya, atau bertawakkal kepadanya, atau lebih menyukai sesuatu tersebut daripada Allah, atau macam-macam ibadah lainnya.

Karena sesungguhnya ibadah adalah: suatu istilah yang mencakup segala hal yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik itu perkataan maupun perbuatan, perkara batin maupun zahir. Diantaranya adalah doa, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah [Al Jin: 18]

Dan dalil bahwasannya doa kepada selain Allah adalah kekafiran:

Dan barang siapa menyembah ilah yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung [Al Mu’minuun: 117]

Yang demikian itu adalah lantaran doa merupakan ibadah yang paling agung, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina” [Ghaafir: 60]

Diriwayakan dalam buku-buku Sunan dari Anas secara marfu’: “Doa adalah inti ibadah”.

Dan yang pertama kali yang diwajibkan Allah atas hambaNya adalah kufur kepada thaghut dan iman kepada Allah, Allah berfirman:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” [An Nahl: 36]

Thaghut adalah: apapun yang diibadahi selain Allah, atau syaithon, para dukun, peramal, dan siapa saja yang berhukum selain dengan apa yang Allah turunkan, serta setiap orang yang diikuti dan ditaati dengan tidak hak. Berkata Al ‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah ta’ala: Segala hal yang melampui batasan seorang hamba, baik itu yang diibadahi, diikuti, atau ditaati.

SOAL KELIMA

Jika dikatakan kepadamu: Apa Dienmu?

Katakanlah: Dien (agama) ku adalah Islam Dan makna Islam adalah: Tunduk kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, dan mematuhi-Nya dengan ketaatan, dan berwala kepada orang-orang muslim dan dan memusuhi orangorang musyrik. Allah berfirman:

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam [Ali ‘Imran: 19]

Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekalikali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi [Ali ‘Imran: 85]

Telah shahih dari Nabi Sholallahu‘alaihi wasallam sabdanya: “Engkau bersaksi bahwasannya tiada sesembahan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah (laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah), mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa dibulan ramadhan, dan berhaji ke baitullah jika engkau mampu”.

Dan makna laa ilaaha illallah: Tiada yang berhak disembah sebenar-benarnya kecuali Allah, sebagaimana firman Allah:

Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku”. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu. [Az Zukhruf: 26-28]

Dan dalil tentang sholat dan zakat sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. [Al Bayyinah: 5]

Ayat ini memulai dengan tauhid dan bara-ah yaitu keberlepasan diri dari syirik. Seagung-agungnya apa yang diperintahkanNya adalah tauhid, dan sebesar-besarnya apa yang dilarangNya adalah syirik, lalu perintah untuk mendirikan sholat dan menunaikan zakat, yang tersebut itu adalah mayoritasnya Dien ini, syariat-syariat lain setelahnya mengikutinya.

Dan dalil atas wajibnya shiyam (berpuasa): Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu...[Al Baqarah: 183], sampai pada firman-Nya "Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu...[Al Baqarah: 185]

Dan dalil atas wajibnya haji: Dan Allah telah mewajibkan manusia untuk menunaikan haji ke Baitullah [Ali ‘Imran: 97]

Dan rukun iman ada enam yaitu: iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, dan hari akhir, serta ketetapan yang baik dan buruk.

Dan dalilnya sebagaimana di dalam hadits shohih yang diriwayatkan oleh ‘Umar Ibn Khatthab.

SOAL KEENAM

Jikalau dikatakan kepadamu: Siapa Nabimu?

Maka katakanlah: Nabi kami adalah Muhammad Ibn ‘Abdullah Ibn ‘Abdul Muttholib Ibn Hasyim Ibn ‘Abdu Manaf.

Allah memilihnya dari bangsa Quraisy dan mereka adalah putera-putera terbaik Isma’il 'Alaihis salaam, beliau diutus kepada bangsa kulit putih dan kulit hitam, diturunkan kepada beliau Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah), maka beliau menyeru kepada seluruh manusia untuk beribadah dengan ikhlas dan meninggalkan peribadahan kepada selain Allah dari: patungpatung, batu-batu, pepohonan, para nabi, orang-orang sholih, malaikat-Nya, dan lainnya.

Beliau menyeru manusia untuk meninggalkan syirik, dan memerangi mereka sampai meninggalkannya, dan agar mereka menjadikan ibadah murni semata-mata hanya pada Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya menyembah Rabbku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya” [Al Jin: 20]

Katakanlah: “Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku” [Az Zumar: 18]

Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali” [Ar Ra’d: 36]

Katakanlah: “Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang bodoh?”. Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. [Az Zumar: 64-66]

Diantara pokok-pokok iman yang menyelamatkan dari kekafiran: Iman kepada hari kebangkitan, hari berkumpul, pembalasan, hisab, dan bahwa surga dan neraka adalah haq, Allah berfirman:

Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain. [Thaha: 55]

Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka: “Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?” Orang-orang itulah yang kafir kepada Rabbnya; dan orang-orang itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. [Ar Ra’d: 5]

Ayat ini adalah dalil bahwa siapa saja yang menyangkal hari berbangkit adalah kafir, balasan untuknya adalah kekekalan di neraka. Kami berlindung kepada Allah dari kekafiran dan perbuatan orang-orang kafir.
Maka terkandung didalam ayat ini penjelsan apa-apa yang diutus dengannya Nabi Sholallahu ’alaihi wasallam dari mengikhlaskan ibadah dan melarang dari beribadah kepada selain Allah dan membatasi ibadah kepada Allah.

Inilah Dien-Nya, yang dengannya beliau menyeru manusia dan menjihadi mereka, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. [Al Anfal: 39]

Allah telah mengutusnya ketika menginjak umur 40 tahun, maka beliau manusia untuk mengikhlaskan ibadah kepada-Nya dan meninggalkan segala bentuk peribadahan kepada selain-Nya, selama lebih kurang 10 tahun, kemudian diangkat menuju ke langit dan shalat lima waktu diwajibkan kepadanya dengan tanpa ada perantara antara beliau dengan Allah.

Kemudian beliau diperintahkan untuk berhijrah, maka berhijrahlah menuju Madinah. Juga diperintahkan untuk berjihad, maka beliau berjihad dijalan Allah dengan sebenarbenar jihad, selama kurang lebih sepuluh tahun sampai manusia menuju agama Allah secara keseluruhan. Ketika beliau telah berumur 63 tahun, Dien telah sempurna –walhamdulillah–, dan datang penyampai wahyu bahwa ajalnya telah dekat, semoga sholawat dan salam-Nya terus mengalir kepadanya.

Rasul yang pertama kali diutus adalah Nuh ‘Alaihis salaam, dan yang terakhir adalah Muhammad Sholallahu’alaihi wa sallam, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya... [An Nisa: 163]

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul... [Ali ‘Imran: 144]

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [Al Ahzab: 40]

Dan seutama-utama para Rasul: adalah Nabi kita Muhammad Sholallahu ’alaihi wasallam.

Dan sebaik-baik manusia setelah para Nabi Shallallahu ’alaihim wasallam adalah Abu Bakar, kemudian ‘Umar, kemudian ‘Utsman, kemudian ‘Ali Radhyiallahu ‘anhum ajma’in.

Dan sebaik-baik generasi: genarasi dimasa Rasulullah, kemudian yang mengikutinya setelahnya, kemudian setelahnya lagi.

Dan Nabi ‘Isa ‘alaihissalaam akan turun dari langit dan membunuh dajjal.

Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.

Selesai kata-kata beliau Rahimahullah.

Maktabah Al-Himmah

Posting Komentar untuk "Pelajaran Tauhid Untuk Anak-Anak (Seri Aqidah)"