Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mencerahkan Pemikiran, Bid'ah Pada Nishfu Sya'ban

Mencerahkan Pemikiran, Penjelasan Tentang Bid'ah Nishfu Sya'ban

Segala puji bagi Allah, Sholawat serta salam semoga tercurah pada Rasulullah, keluarga dan shohabatnya. Allah Yang Maha Benar telah berfirman:

اَ لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَـكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَ تْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَـكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. [Al Maidah:3]

Bersabda Rasulullah (Sholallahu ‘alaihi wa sallam):

“Barangsiapa mengada-adakan suatu perkara (dalam agama) yang sebelumnya belum pernah ada, maka ia tertolak.” [Muttafaq ’alaih]

Lafazh (رد) maknanya adalah: (مردود) tertolak.

Dan diantara yang dibuat-buat dalam ajaran Allah belakangan ini,yaitu ibadah yang diciptakan dan dibiasakan untuk dilaksanakan ketika memasuki pertengan bulan sya’ban, yaitu seperti pengkhususan pada malam nishfu (pertengahan) sya’ban (malam kelima belas) dengan sholat tertentu, atau mengkhususkan disiang harinya dengan berpuasa, atau membaca surat-surat tertentu di hari itu, atau sholat yang mereka namakan (Sholat Raghaib) atau (Sholat Alfiyah) atau dinamai pula (Sholat Bara’ah), atau dengan menyalakan lampu-lampu dan membagi-bagikan snack... dan selainnya dari apa saja yang sudah diketahui di hari itu.

Seluruh perkara ini Allah tidak menurunkan keterangan didalamnya! Perkara-perkara itu tidak ada sandarannya selain hadits-hadits palsu atau teramat sangat lemah.

Berikut sebagian perkataan ahlul ‘ilmi berkaitan dengan masalah ini:

Berkata Imam Al Qurthubi:

“Tidak ada dalam malam nishfu sya’ban sebuah hadits yang bisa dijadikan sandaran atasnya, baik dalam keutamaannya ataupun dalam penulisan tentang waktu-waktu didalamnya” [Al Jaami’ Li Ahkaam al-Quran].

Berkata Imam Abu Bakr Ath Thurthusyi Al Maghribi:

Ibnu Wadhaah meriwayatkan dari Zaid Ibn Aslam, berkata: ”Kami tidak mengetahui seorangpun dari para masyayikh kami, demikian pula dari para fuqoha’ kami yang memperhatikan Malam Nishfu Sya’ban, mereka sama sekali tidak mengacuhkan hadits Makhul, dan mereka tidak memandang ada keutamaan khusus atas selainnya”[Al Hawaaditsu Wa al-Bida’ Li Ath Thurthusyi].

Berkata Al ‘Allamah Ibnul Qayyim:

“Dan termasuk hadits-hadits yang palsu:
Hadits-hadits tentang Sholat di malam Nishfu Sya’ban”. [Al Mannarul Muniif Fi Ash Shohiih Wa Adh Dho’iif]

‪‎Berkata‬ Al Hafidzh Ibnu Dihyah: ”Berkata Ahlu Ta’diil wa tajriih:
Tidak ada sebuah Hadits yang membenarkan tentang Nishfu Sya’ban. Maka berhati-hatilah, wahai hamba Allah dari pemalsu hadits yang meriwayatkan sebuah hadits dengan bertopengkan kebaikan.
Maka mengamalkan kebaikan semestinya berdasar atas yang disyari’atkan (masyru’) oleh (Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam).
Jikalau terbukti amalan itu dusta, maka telah keluar dari perkara yang disyari’atkan. Dan pengamalnya berarti telah membantu syaithan lantaran mengamalkan suatu hadits atas nama Rasulullah [Sholallahu’alaihi wasallam] yang Allah tidak menurunkan keterangan didalamnya” [Al Baa’its ‘Alaa Inkaari al-Bida’ Wa al-Hawaaditsi Li Abi Syaamah Al Maqdisi].

Berkata Al Imam Asy Syaukani:

kata Al Majid didalam Mukhtashor:
Hadist tentang sholat dimalam Nishfu Sya’ban adalah bathil, dan begitupula perkataan para imam lainnya dalam hal ini”. [Tuhfah Adz Dzakirin]

Berkata Al Imam An Nawawi:

“Dan kedua sholat ini – maksudnya sholat raghaib dan sholat Nishfu Sya’ban – keduanya adalah bid’ah yang tercela, mungkar dan buruk” [Al Majmuu’]

Setelah penukilan ini oleh ahlul ‘ilmi yang muktabar (diakui); menjadi jelas untukmu akhi muslim, sesungguhnya tidak dibenarkan pengkhususan ibadah apapun pada hari itu atau malamnya (Nishfu Sya’ban).

Sekalipun demikian, secara umum bulan yang mulia ini adalah mempunyai keutamaan, lagipula Nabi [Sholallahu’alaihi wasallam] memperhatikan bulan ini dengan berpuasa di bulan yang mulia ini, dari ‘Aisyah (radhiyallahu ‘anha), berkata:

Rasulullah tidak pernah berpuasa sebanyak puasanya di bulan Sya’ban [Muttafaq ’alaih].

Dari Usamah Ibn Zaid (radhiallahu’anhu) berkata:
”Katakan kepadaku: Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa dalam satu bulan sebagaimana Anda berpuasa di bulan Sya’ban.
Nabi (shallallahu ‘alaihi wa sallam) bersabda:
Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan.
Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rabb semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa”. [Hadits Hasan, riwayat An Nasa’i]

Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang ittiba’ (mengikuti sunnah) dan jangan kau jadikan kami orang yang mengada-adakan suatu perkara baru.

Maktabah Al-Himmah

***

Baca juga artikel berikut :
Keutamaan Dan Hukum Seputar Bulan Sya'ban Yang Shahih Sesuai Sunnah Nabi

Posting Komentar untuk "Mencerahkan Pemikiran, Bid'ah Pada Nishfu Sya'ban"