Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Meruqyah Anak yang Terkena Ain dari Ayahnya

Dikutip dari buku "Sembuhkanlah penyakitmu dengan Ruqyah Syar’iyyah" karya Syaikh Abdullah Bin Muhammad As-Sadhan.
metafisis.net

Seorang lelaki datang menggendong anak lelakinya dalam bungkusan selimut. Ia mengatakan kepada peruqyah, “Aku telah pergi ke berbagai Negara untuk menyembuhkan anak lelakiku ini dengan berbagai macam pengobatan.

Aku telah menghabiskan tenaga, harta dan waktu tanpa hasil. Pusat-pusat medis telah menetapkan bahwa strokenya tidak mampu disembuhkan dengan penanganan medis. Maka peruqyah memulai dengan bacaan ruqyahnya (berniat untuk menyembuhkan pasien dan memberi hidayah jin yang merasukinya). Kemudian ia bertanya kepada anak lelaki tersebut, “Apakah engkau dapat mengarahkan tuduhan kepada seseorang (yang menyebabkan ‘ain)?” Sebagai upaya aplikasi hadist Nabi, “Siapakah orang yang kalian arahkan tuduhan kepadanya,” Sang anak menjawab, “Pada kesempatan ini, aku tidak berfikir kecuali ayahku ini saja.” Sang ayah menjawab dengan penuh keheranan, “Apa mungkin aku menyebabkannya terkena pengaruh ‘ain, padahal aku telah memfokuskan waktuku untuknya?” Peruqyah berkata, “Pengaruh ‘ain bisa muncul dari orang yang paling dekat dan paling dicintai.

Tidak mesti berasal dari orang yang dengki lagi benci kepada nya. Tapi tatkala seseorang diceritakan dengan nada sanjungan tanpa disertai mengingat Allah, biasanya setan datang, berdasarkan sabda Nabi, “Pengaruh ‘ain itu benar adanya, dan dibawa oleh setan.”

berdasarkan sabda Nabi, “Pengaruh ‘ain itu benar adanya, dan dibawa oleh setan.”

Setan tidak mengetahui niat baik orang yang sedang menceritakan, tapi ia mengetahui apakah orang itu berdzikir kepada Allah atas cerita itu, atau orang yang diceritakan membentengi dengan dzikir atau lainnya, sehingga setan tidak mampu membidik orang yang menjadi obyek pembicaraan. Ini berdasarkan sabda Nabi,

“Penutup antara aurat manusia dan jin adalah bacaan bismillah.” (HR. At-Tirmidzi, Ash-Shahihah no.606)

Akhirnya pengambilan bekas dari ayahnya dilakukan dengan cara membuat secangkir the. Setelah sang ayah minum the tersebut, sang anak pun langsung meminumnya. Toba-tiba terjadilah hal yang mengagetkan! Sang anak mulai bergerak-gerak diluar kehendaknya. Ia mulai meluruskan kakinya ke tanah dan berdiri dengan susah payah sedikit demi sedikit, serta menggerakkan seluruh anggota tubuhnya. Ia mulai berjalan beberapa langkah dan terjatuh, tapi dapat berdiri lagi! Sang ayah menangis haru, seraya berkata, “Aku jadi ingat tatkala datang beberapa tamu dua tahun lalu, aku menyanjung anakku ini lantaran bagusnya sambutannya kepada para tamu.

Waktu itu aku mengatakan, “Demi Allah, tidak ada yang bermanfaat untukku kecuali anakku ini saja!” Aku tidak berdzikir kepada Allah! Setelah itu, ia merasa lemah sekali sehingga mengalami stroke selama dua tahun. Tidak ada seorang dokter pun yang diceritakan kepadaku (tentang keahlian pengobatannya) kecuali aku pergi mendatanginya, baik di dalam atau di luar negeri.”

Akhirnya, sang ayah berterima kasih kepada peruqyah seraya berkomentar tentang dirinya sendiri, “Pembawa penyakit dengan selendangnya.” (artinya, ia mencari-cari penyembuhan padahal penyembuhnya ada bersamanya, sebab ialah penyebab penyakit tersebut). Anak itupun berjalan sambil membawa selimutnya yang sebelumnya digunakan untuk menggendongnya. Bagi Allah segala pujian dan kenikmatan.

Posting Komentar untuk "Meruqyah Anak yang Terkena Ain dari Ayahnya"